Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sibuk Mengamati Target, Hampir Seluruh Agen Detektif Wanita Ternyata Masih Lajang

Kompas.com - 10/08/2020, 09:43 WIB
Bonfilio Mahendra Wahanaputra Ladjar,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang agen di Detektif Wanita harus memiliki berbagai kriteria dan syarat, salah satunya adalah lajang atau belum berkeluarga.

Syarat ini diterapkan kepada agen Detektif Wanita yang berada di bawah naungan Eye Detective Indonesia.

Mereka yang mau mendaftar menjadi agen lebih dulu ditanya terkait status perkawinan.

Detektif Wanita sendiri merupakan penyedia jasa investigasi untuk permasalahan perselingkuhan di tengah hubungan asmara ataupun suami istri.

Mayoritas detektif yang bekerja di Detektif Wanita merupakan agen lajang atau belum berkeluarga.

Baca juga: Jasa Detektif Wanita, Lihai Menggoda Pria-pria Nakal yang Tak Setia

"Setidaknya 90 persen agen kami lajang," kata Jessica, selaku pimpinan Detektif Wanita dalam podcast Kompas.com yang tayang di kanal YouTube Kompascom Reporter on Location.

Lantas, apa alasan Detektif Wanita memilih agen yang lajang?

Jessica menjelaskan, tugas agen yang bekerja untuk mereka sejatinya adalah mengamati target operasi dengan mencermati gerak-gerik secara langsung.

Berkait tugas tersebut, penampilan agen haruslah menarik di depan target.

Lain hal jika agen sudah berkeluarga atau memiliki pasangan, Jessica khawatir peran agen tidak maksimal dalam menjalani pekerjaan sebagai detektif. Bisa jadi malah timbul persoalan keluarga ke depan.

"Betul sekali, kan tugasnya menggoda. Nanti kalau suaminya tahu, berantakan nanti rumah tangga," ucap Jessica.

Selain faktor lajang, Jessica juga menekankan lamanya proses investigasi yang dijalani setiap agen dalam menyelesaikan kasus.

Proses yang lama, memakan waktu berhari-hari bahkan berbulan-bulan dikhawatirkan akan memecah konsentrasi antara pekerjaan dan keluarga.

Untuk itu, Jessica memilih agen yang masih lajang yang memiliki waktu luang lebih lama atau fleksibel karena belum berkeluarga.

"Karena kami gini namanya investigasi kami lakukan itu tidak bisa sejam, dua jam, tiga jam itu beruntun dari hari ke hari," ujar Jessica.

"Kadang kalau targetnya enggak keluar-keluar juga itu bikin suntuk misalnya kami nunggu disatu perumahan misalnya enggak keluar-keluar kami di mobil saja tujuh sampai delapan jam kali gitu tidak memungkinkan keluar," sambung Jessica.

Siaga 24 jam

Sama seperti agen-agen detektif pada umumnya, seorang agen Detektif Wanita dituntut untuk siaga 24 jam.

Bahkan alat komunikasi, HP selalu siaga atau menyala meski dalam keadaan tidur.

Hal ini dilakukan guna mengintai target pergi ke suatu tempat dan agen akan mengikutinya.

Baca juga: Syarat Jadi Agen Detektif Wanita: Cantik dan Pintar Berkamuflase untuk Uji Kesetiaan Lelaki

"Sebenarnya gini, kami kerja kan per proyek. Nah proyek itu kan bisa satu minggu, tiga hari, ketika ada proyek semua harus standby. Jadi gini harus standby 24 jam, sekalipun bobo malam atau siang itu HP harus nyala, gitu. Tetap kami akan hubungin kapanpun," kata Jessica.

Bukan hanya itu, dalam menjalani pekerjaan ini, setiap agen juga dituntut untuk menjaga rahasia kepada siapa pun kecuali keluarga.

Agen bisa libur

Mengintai ke mana perginya target menjadi tugas utama agen.

Rasa lelah letih pasti menghinggap di diri para agen.

Untu itu, Jessica memperkenankan agen untuk mengambil cuti dan berlibur.

Biasanya libur diambil, setelah agen menyelesaikan proyek .

"Ketika sedang liburan off aja misalnya seminggu ke Bali bisa ambil libur," ujar Jessica.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com