Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polemik Informasi Pedagang Meninggal Terpapar Covid-19, Ini Penjelasan Kepala Pasar Mayestik

Kompas.com - 10/08/2020, 19:49 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kabar meninggalnya seorang pedagang Pasar Mayestik, Jakarta karena Covid-19 beberapa waktu lalu beredar di grup percakapan Whatsapp dan sempat menuai polemik.

Sebab, pihak Perumda Pasar Jaya sempat menyebutkan informasi tersebut hoaks tetapi kemudian mengakui adanya pedagang yang meninggal terinfeksi Covid-19.

Dalam pesan itu disebutkan bahwa seorang pedagang yang berjualan kotak hantaran di lantai dasar Pasar Mayestik telah terpapar Covid-19.

Pedagang tersebut disebut sedang dirawat di RSUD Cengkareng, Jakarta Barat beserta keluarganya.

Baca juga: Polemik Informasi Pedagang Terpapar Covid-19 di Pasar Mayestik, Disebut Hoaks Kemudian Diakui

Sementara itu, pihak keluarga salah satu pedagang di Pasar Mayestik membantah pernyataan Pasar Jaya yang menyebut pedagang bernama Nadin meninggal dunia karena penyakit jantung.

Sebagai informasi, Nadin adalah nama sebuah toko yang bernama lengkap "Nadin Collection". Sementara pedagang di toko tersebut bernama Anismar Alnur.

Hal tersebut dikatakan salah satu keluarga almarhumah Anismar, Syntha, saat dihubungi pada Sabtu (8/8/2020).

Mengapa terjadi kesimpang siuran informasi tersebut?

Baca juga: Sempat Sebut Hoaks, Pasar Jaya Akui Ada Pedagang Pasar Mayestik Positif Covid-19

Berikut penjelasan mengenai kesimpangsiuran informasi tentang pedagang yang meninggal karena Covid-19.

Berawal dari informasi viral lalu ditelusuri

Kepala Pasar Mayestik, Riskan mengatakan pihaknya mencari tahu tentang informasi yang beredar tentang pedagang yang disebut meninggal karena Covid-19 pada Rabu (5/8/2020).

Sementara, konfirmasi hoaks atas informasi tersebut diberikan oleh pihak Perumda Pasar Jaya pada Kamis (6/8/2020) siang.

Riskan menyebutkan, pihak pengelola Pasar Mayestik mencari keterangan tentang kebenaran informasi yang viral tersebut melalui beberapa pedagang lantaran belum bisa mendapatkan keterangan resmi dari pihak keluarga.

“Kemudian petugas security ditemui oleh saudara dari suami pedagang dan karyawan suami itu menolak tidak benar tentang informasi Covid-19. Intinya itu menolak berita itu (kabar meninggal karena Covid-19),” ujar Riskan.

Kemudian, pihak security juga mengonfirmasi informasi tersebut kepada suami almarhumah Asminar. Suami Asminar juga menolak kabar istrinya meninggal karena Covid-19.

Baca juga: Pedagang di Pasar Mayestik Positif Covid-19, Pasar Jaya Tutup Kiosnya

“Singkat cerita, keterangan itu saya laporkan cepat ke kantor humas. Karena kita klarifikasi cepat, dengan informasi saudara dan suami almarhumah, kita sebut informasi itu hoaks,” tambahnya.

Keterangan hoaks itu Riskan laporan berdasarkan informasi bantahan kabar Asminar meninggal karena Covid-19 dari tiga narasumber yaitu saudara suami Asminar, karyawan suami Asminar, dan suami Asminar.

“Karena sudah telepon suami, saya harus percaya siapa lagi,” ujar Riskan.

Suami Asminar, lanjut Riskan, menyebutkan istrinya sudah sakit cukup lama yaitu sakit paru-paru dan flek jantung.

Konfirmasi ke anak Asminar

Riskan kemudian mendapatkan nomor anak dari Asminar. Ia sempat ragu-ragu untuk mengonfirmasi adanya bantahan terkait berita meninggalnya Asminar karena Covid-19.

Baca juga: Bantah Pasar Jaya, Pihak Keluarga Pastikan Satu Pedagang Pasar Mayestik Meninggal karena Covid-19

“Saya ragu-ragu telepon, pikir saya kok keadaan berduka telepon tanya-tanya itu. Namun, saya beranikan telpon agar clear informasinya. Dari anaknya, bilang itu mengakui ibunya positif Covid-19,” ujar Riskan.

Berdasarkan konfirmasi anak Asminar, pihak PD Pasar Jaya membuat klarifikasi ulang terkait berita yang disebut hoaks.

Pihak karyawan suami Asminar dan saudara dari suami Asminar pun meminta maaf terkait keterangan awal mereka yang sempat membantah adanya kabar Asminar positif hoaks.

Informasi yang dihimpun Kompas.com, kedua pihak tersebut meminta permohonan maaf dengan tanda tangan di atas materai Rp6.000 pada Jumat (7/8/2020).

Miskomunikasi dan tak bermaksud menutupi

Riskan mengatakan, kesimpangsiuran informasi terjadi karena miskomunikasi.

Ia menyatakan, tak bermaksud untuk menutupi adanya kasus positif Covid-19 di lingkungan PD Pasar Jaya.

“Dari awal kita enggak mau menutupi-nutupi, saya tak membela direksi. Saya membela kebenaran dan sesuai fakta yang saya terima,” kata Riskan.

Ia mengetahui adanya kabar Asminar meninggal pada tanggal 5 Agustus 2020 bertepatan beredarnya informasi yang viral.

Riskan menyebutkan, tak mendapatkan informasi apapun dari Dinas Kesehatan Jakarta maupun Puskesmas Kebayoran Baru terkait adanya pasien yang meninggal Covid-19 di lingkungan Pasar Mayestik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com