Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkot: Klaster Covid-19 Rumah Tangga Bermunculan di Depok

Kompas.com - 13/08/2020, 12:03 WIB
Vitorio Mantalean,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

"Kalau pulang kerja, ganti baju, mandi, dan lain-lain. Jangan ngobrol-ngobrol sama keluarga, padahal belum ganti baju," pungkas Novarita.

Secara keseluruhan, jumlah kasus Covid-19 di Kota Depok sudah mencapai 1.488 hingga data terbaru, Rabu kemarin.

Angka ini merupakan yang tertinggi di Provinsi Jawa Barat.

Saat ini, masih ada 340 warga Depok yang terinfeksi virus corona dan sedang dirawat atau dikarantina mandiri.

Saran integrasikan penanganan Covid-19 Jabodetabek

Ahli epidemiologi Universitas Indonesia, Pandu Riono, menilai pemerintah pusat mesti turun tangan untuk mengintegrasikan penanganan Covid-19 antara Jakarta dengan kota-kota satelitnya.

Pandu berpandangan, mobilitas warga yang begitu dinamis dari Bogor, Depok, Bekasi, dan Tangerang (Bodetabek) ke Jakarta membuat penanggulangan Covid-19 tak bisa dibereskan dengan batas-batas wilayah administratif.

Meskipun Jakarta dan Bodetabek adalah kota dan provinsi yang berlainan, dalam hal penyebaran virus corona, Jabodetabek merupakan satu wilayah terpadu.

"Satu kesatuan Jabodetabek itu iramanya harus sama. Idealnya seperti itu. Manajemen satu kesatuan Jabodetabek itu harus bisa diatur bersama," ujar Pandu ketika dihubungi Kompas.com pada Selasa (28/7/2020).

"Karena selama ini polanya berdasarkan wilayah administratif saja. Di sinilah peran pemerintah pusat, turun tangan untuk Jabodetabek, maka satuan tugasnya itu harus bersama," jelas dia.

Pandu memberi contoh soal merebaknya klaster perkantoran sebagai lokus penularan Covid-19 di DKI Jakarta.

Klaster ini dapat terdeteksi karena Pemprov DKI Jakarta melakukan pelacakan dan tes PCR secara gencar, lebih dari empat kali lipat standar WHO.

Namun, kemampuan ini tidak dimiliki oleh wilayah-wilayah penyangga, padahal patut diduga para pegawai di Jakarta membawa pulang virus ini ke wilayah penyangga.

Ia menyatakan, apabila kapasitas pemeriksaan PCR di Bodetabek sama bagusnya dengan DKI Jakarta, bukan tak mungkin ditemukan lonjakan kasus Covid-19 di Bodetabek seperti halnya Jakarta saat ini.

"Tapi, (lonjakan) itu hanya bisa terdeteksi jika active case finding-nya (pencarian kemungkinan kasus baru) di Bodetabek sama seperti Jakarta," ujar dia.

"Makanya, contact tracing (pelacakan kontak pasien positif Covid-19) harus banyak dilakukan di daerah (penyangga). Makanya, kalau bisa dihitung sebagai satu kesatuan wilayah itu akan bagus," tambah Pandu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com