BEKASI, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memantau penerapan protokol kesehatan di sejumlah perusahaan industri Kabupaten Bekasi pada Jumat (4/8/2020) ini.
Usai kunjungan, pria yang akrab disapa Emil ini meminta pemilik perusahaan industri untuk menutup ruang khusus merokok. Ridwan menilai ruangan rokok menjadi salah satu tempat penularan Covid-19 di perusahaan.
“Kalau bisa, tidak ada lagi ruang merokok lagi. Karena hasil temuan kita, dari tempat merokok bersama itu terjadi juga penularan (Covid-19),” ujar Ridwan melalui siaran langsung di Kantor Pemkab Bekasi, Jumat (4/8/2020).
Ridwan juga meminta perusahaan industri untuk mengurangi ruangan-ruangan tak berventilasi.
Baca juga: Klaster Industri Jadi Ancaman, Ridwan Kamil Wajibkan Pekerja Pabrik Isi Buku Harian
Hal itu untuk mencegah transmisi penularan Covid-19 di dalam ruangan tertutup, sehingga mengurangi kekhawatiran karyawan terpapar Covid-19 saat berada di ruangan tertutup dalam jangka waktu delapan jam kerja
“Berikutnya adalah ruang-ruang yang tak berventilasi tolong dibobok, diperbaiki, dibuat jendelanya,” kata Ridwan.
Selain itu, ia meminta perusahaan lakukan pemeriksaan swab test rutin ke karyawannya untuk melacak kasus Covid-19.
Dengan demikian, jika ada penemuan Covid-19 di dalam perusahaan tersebut, bisa ditangani dengan cepat.
"Test PCR (Polymerase Chain Reaction) itu harus mandiri dijadikan sebagai investasi bukan beban, supaya kalau lancar maka produktvitas tidak terganggu," ujar Ridwan.
Baca juga: Dinkes Akui Ada 22 Perusahaan di Kabupaten Bekasi yang Karyawannya Terpapar Covid-19
“Kalau masih terburuk karena situasi lain, rapid kita masih kami izinkan walaupun tidak kita rekomendasikan secara umum lagi. Kita ingin PCR sebagai acuan test," tambah Ridwan.
Jika ada karyawan terpapar Covid-10, ia meminta perusahaan langsung pro aktif menerapkan work from home agar tak harus menutup seluruh kawasan perusahaan industri tersebut.
“Setiap ada penularan langsung melakukan work from home, tidak harus ditutup seluruh kawasannya, cukup tutup tempat terjadinya keterdugaan keterpaparannya,” kata dia.
Ridwan mengatakan, akan mengerahkan seluruh sumber daya manusia atau aparatur sipil negara (ASN) Pemprov Jawa Barat selama dua pekan ke depan untuk mengawasi perusahaan industri ini.
Dengan begitu, ia berharap klaster industri ini bisa ditekan, sehingga kasusnya tak lagi melonjak.
“Dua minggu akan kita monitor, mudah-mudahan hasil koordinasi dengan tadi para pemilik industri, kawasan industri, para pengusaha bisa menghasilkan keterpaparan yang turun, nanti kita monitor di minggu depan, saya kira itu dahulu,” tutur dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.