Namun, Caecil mengakui bahwa selama merawat ibunya, dia tak pernah mengenakan hazmat sebagai alat pelindung diri (APD) layaknya tenaga kesehatan di rumah sakit.
"Tidak memakai hazmat saat itu karena belum umum (digunakan) perlengkapan APD, masih susah dicari dan belum banyak yang jual," ungkap Caecil.
Meski begitu, dia mengaku tetap memerhatikan protokol kesehatan, terutama mengenakan masker dan rajin cuci tangan dengan air mengalir.
Baca juga: Dinkes DKI: Kontak Erat dengan Pasien Positif Covid-19 Tak Perlu Tes Swab, Cukup Isolasi Mandiri
“Selama di rumah aku tetap pakai masker. Bahkan, kalau aku tidak nyaman dengan maskerku lagi, akan ku ganti lagi. Lalu aku selalu cuci tangan bahkan mandi setelah mengurus ibu,” kata dia.
Caecil menyatakan bahwa rumahnya juga rutin disemprotkan disinfektan oleh petugas untuk menghindari virus itu menempel di bagian rumahnya.
Diakui Caecil, selama merawat ibunya, dia kerap mengalami kekhawatiran. Apalagi ia tak mengenakan APD seperti layanya perawat di rumah sakit.
Sebagai manusia biasa, Caecil tak memungkiri akan rasa takutnya terpapar Covid-19 saat mengurus Jeanne. Namun, rasa kekhawatiran itu ia buang demi kesembuhan ibunya.
“Ya ya sudah dalam pikiranku yang penting ibuku sembuh ya Tuhan. Terus berdoa aja sih, supaya aku juga enggak terpapar juga,” kata dia.
Baca juga: Khawatir Tertular Covid-19, Sejumlah Warga Masih Enggan Pergi ke Bioskop meski Dibuka Kembali
Masih kata Caecil, kondisi ibunya bisa dibilang sempat kritis saat awal terpapar Covid-19.
“Selama lima hari pertama kondisi mama lumayan parah. Napasnya tersengal-sengal, tubuhnya lemah, batuk, tidak nafsu makan karena merasa lidah pahit, serta buang dahak terus pakai tisu,” ujarnya.
Karena kondisi Jeanne masih lemah, Caecil sulit menjaga jarak lantaran masih harus membantu ibunya itu.
“Mengantar ke kamar mandi, ganti pampers, tangan juga harus dituntun untuk bolak-balik ke kamar mandi karena diare, bagaimana mau jaga jarak fisik?” ungkapnya.
Namun, lambat laun kondisi sang ibu berangsur-angsur membaik setelah hampir seminggu.
Bahkan, berjalan 14 hari perawatan, kondisi Jeanne semakin membaik. Gangguan pernapasan sudah hilang, nafsu makan kembali normal dan mulai beraktivitas ringan di rumah.
Dokter juga menyarankan Jeanne untuk rajin berjemur agar dahak di parunya segera sirna.