BEKASI, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Bekasi telah menerapkan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) selama dua periode dan PSBB proporsional atau Adaptasi Tatanan Hidup Baru (ATHB) untuk menekan penyebaran kasus Covid-19.
Namun, semenjak PSBB diubah ke PSBB proporsional, angka reproduksi (Rt) positif Covid-19 di Kota Bekasi terus meningkat.
Terakhir, hingga 2 September 2020, angka reproduksi Covid-19 Kota Bekasi diangka 1,55.
Sebagai informasi, angka reproduksi merupakan potensi penularan penyakit oleh seseorang.
Baca juga: Klaster Keluarga Bertambah, 211 Anak Terpapar Positif Covid-19 di Bekasi
Apabila angkanya kurang dari 1, maka penularan dianggap bisa dikendalikan karena berjalan lambat.
Namun, jika jumlahnya lebih dari 1, maka penularan akan makin tinggi dan kian banyak pasien yang tertular.
Pertambahan angka reproduksi juga bersamaan dengan melonjaknya jumlah pasien positif Covid-19 sejak PSBB dilonggarkan.
Terhitung dari Maret hingga 6 September, jumlah pasien positif di Kota Bekasi melonjak hingga 2.072 kasus.
Padahal tanggal 18 Agustus lalu, Pemkot Bekasi baru saja mengumumkan ada 1.324 jumlah kumulatif pasien Covid-19.
Dengan begitu, selama kurang lebih sebulan belakangan, angka Covid-19 di Kota Bekasi bertambah 748 kasus.
Baca juga: Hingga 6 September, 196 Keluarga di Kota Bekasi Terpapar Covid-19
Kompas.com telah merangkum tren peningkatan beberapa kali angka reproduksi positif Covid-19 di Kota Bekasi sejak PSBB di Kota Bekasi mulai diterapkan.
Awal PSBB
Pemberlakuan PSBB pertama berjalan selama 14 hari dari tanggal 15 April 2020 sampai 28 April 2020 di Kota Bekasi.
Lalu, diperpanjang lagi dari 29 April 2020 sampai 12 Mei 2020.
Saat PSBB diterapkan, Pemerintah membatasi aktivitas warga dan jumlah angkut alat transportasi.
Perkantoran diwajibkan menerapkan kebijakan bekerja dari rumah atau work from home.
Satpol PP dan jajaran Dinas Perhubungan juga merazia dan mengenakan sanksi terhadap warga yang belum menjalankan protokol kesehatan Covid-19.
Bahkan polisi berjaga di titik-titik perbatasan Kota Bekasi.
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi saat itu mengatakan, PSBB mampu menekan angka reproduksi Covid-19.
Rahmat memaparkan, sejak diterapkan pada April 2020, angka penularan Covid-19 di Kota Bekasi ada di angka 9.
Baca juga: Total Kasus Covid-19 di Kota Bekasi 2.072 hingga 6 September
Lalu seiring penerapan PSBB, angka penularan Covid-19 di Kota Bekasi turun pada Mei menjadi 0,91.
“Artinya, jika sebelumnya satu orang bisa menulari 9 orang pada awal pandemi Covid-19, maka saat ini berkat segala upaya yang dilakukan Pemerintah Kota Bekasi angka ini dapat ditekan menjadi 0,91. Di mana 1 orang mampu menularkan 1 orang,” ujar Rahmat, Rabu (10/6/2020) lalu.
Dengan kondisi ini, kata Pepen, artinya virus corona di Kota Bekasi bisa dikendalikan selama PSBB. Tercatat pada 10 Juni, total kasus positif di Kota Bekasi ada 320 kasus.
PSBB dilonggarkan
Namun, PSBB diputuskan untuk dilonggarkan sejak 5 Juni 2020 lalu. Saat PSBB mulai dilonggarkan, Pemerintah Kota Bekasi mengizinkan sejumlah usaha pariwisata dan hiburan umum kembali beroperasi.
Kebijakan itu diambil untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) yang merosot saat PSBB diterapkan.
Jenis usaha pariwisata yang diperbolehkan beroperasi mulai dari kelab malam, kafe, tempat wisata, hingga bioskop.
Namun, para pelaku usaha pariwisata dan hiburan harus menjalankan protokol kesehatan guna mencegah penyebaran Covid-19.
Sejak PSBB dilonggarkan, Rahmat kembali mengumumkan angka reproduksi yang meningkat.
Hingga 18 Agustus lalu, ia menyampaikan angka reproduksi di Kota Bekasi ada di angka di atas 1.
Namun, ia tak menjelaskan secara detail berapa angka reproduksi tepat saat itu.
“Sudah di atas 1 (Rt),” kata Rahmat.
Saat kembali diumumkan angka reproduksi Covid-19 yang meningkat, jumlah kumulatif kasus positif Covid-19 diangka 1.324.
Lalu, Pemkot Bekasi kembali mencatat peningkatan angka reproduksi pada 31 Agustus di angka 1,52.
Kemudian, pada 2 September naik lagi menjadi 1,55.
“Memang terjadi peningkatan reproduksi di Kota Bekasi," kata Rahmat.
Meski angka reproduksi terus meningkat, Rahmat mengklaim bahwa angka kematian di Kota Bekasi cenderung rendah.
Sampai saat ini tercatat ada 72 pasien Covid-19 meninggal dunia.
Rahmat mengatakan, saat ini transmisi penularan Covid-19 sangat cepat. Oleh karena itu, ia tetap meminta masyarakat untuk taat terhadap aturan protokol kesehatan.
“Tetapi memang saya berpesan kepada seluruh warga kota Bekasi sekarang ini transmisi keluarga dan transmisi airborne itu sangat tinggi. Jadi caranya itu hanya satu menggunakan masker, physical distancing, jaga kebersihan, cuci tangan, dan juga hindari kerumunan,” tutur dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.