Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peluru Nyasar ke Perumahan Nirvana Residence Diduga dari Lapangan Tembak Halim

Kompas.com - 14/09/2020, 10:03 WIB
Cynthia Lova,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

 
BEKASI, KOMPAS.com - Sejumlah peluru nyasar ditemukan di Perumahan Nirvana Residence, Pondok Gede, Jatiwaringin, Kota Bekasi.

Media sosial Instagram @info_Jakartatimur mengunggah video rekaman penemuan peluru nyasar itu.

Berdasarkan keterangan dalam sosial media, peluru nyasar ditemukan selama dua hari berturut-turut.

Warga khawatir hal ini akan membahayakan penghuni Perumahan Nirvana Residence.

Masuknya peluru ke perumahan warga diduga karena letaknya berdekatan dengan tempat latihan tembak Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Kapolsek Pondok Gede Kompol Hersiantony mengonfirmasi hal tersebut.

“Iya hasil kemarin nyasar (peluru) karena ada pelatihan di Halim, nah di situ (Perumahan Nirvana) nyasar. Pihak Halim mau dilakukan ganti rugi, sudah ada pertemuan sama warganya,” ujar Hersiantony saat dihubungi, Minggu (14/9/2020) malam.

Baca juga: Seorang Satpam Kena Peluru Nyasar di Pademangan

Hersiantony menyampaikan, warga dengan Pihak TNI sudah melakukan mediasi terkait penemuan selongsong peluru tersebut

Pasalnya baru kali ini ada peluru nyasar ke Perumahan Nirvana ini. Dalam pertemuan itu, warga minta agar peristiwa penemuan selongsong peluru tak lagi ditemukan di perumahannya.

“Iya pastilah, ke depan kalau bisa dianalisa lagi dari pihak Halim untuk keamanan biar tidak terulang,” ucap Hersiantony.

Sementara Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) Angkatan Udara (AU) Marsma TNI Fajar Adrianto mengatakan, peluru tersebut berasal dari fasilitas latihan lapangan tembak di Paskhas Landasan Udara (Lanud) Halim Perdanakusumah.

“Bukan peluru nyasar, bisa saja kena batu terus mantul atau rekoset namanya, dan bisa jadi dia terbang ke permukiman,” kata Fajar.

Baca juga: Polisi Duga Satpam Korban Peluru Nyasar Tertembak Saat Hindari Tawuran

Fajar mengatakan, sebenarnya di lapangan tembak itu sudah ada penghalang-penghalang tinggi untuk menghindari peluru terlempar nyasar.

Namun, karena peluru itu berkecepatan tinggi ada kemungkinan membentur batu lalu terpantul hingga keluar lapangan.

“Mungkin karena kecepatan pelurunya tinggi, bisa saja dia (peluru) kena batu terus mantul ke permukiman, jadi bukan pelurunya nyasar, tetapi pelurunya mantul,” ujar Fajar.

Fajar mengatakan, sudah lakukan mediasi dengan warga. Bahkan, pihak TNI sudah memindahkan sasaran tembak tersebut untuk mengantisipasi peristiwa serupa terulang.

“Jadi, sasaran-sasaran yang berpotensi rekoset ke arah warga itu sudah dipindahkan dan sudah diterangkan sama Pak RT dan Pak RW-nya," katanya.

"Mungkin dari sini pelurunya ditembakkan ke sasarannya terus di belakangnya kan ada gundukan tanah dan segala macam, terus mungkin dari situ mantul ke arah (permukiman) warga," tambahnya.

Fajar juga memastikan peluru tersebut tidak membahayakan warga sekitar.

“Gak terlalu sih (membahayakan), kan mantul pelan-pelan. Jadi melambung pelurunya begitu. Kalau ketembak mantul, melambungnya jauh. Jadi tidak terlalu membahayakan seperti langsung ketembak, tidak,” tutur Fajar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Ngaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Ngaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kejamnya Nico Bunuh Teman Kencan di Indekos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kejamnya Nico Bunuh Teman Kencan di Indekos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com