Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wali Kota Depok Anggap Kerugian Pedagang karena Jam Malam Dapat Disiasati

Kompas.com - 15/09/2020, 05:34 WIB
Vitorio Mantalean,
Jessi Carina

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Wali Kota Depok Mohammad Idris bersikeras tetap memberlakukan pembatasan aktivitas warga dan usaha yang dianggap publik serupa jam malam, dengan harapan mampu menekan peningkatan kasus Covid-19 di wilayahnya.

Kebijakan ini membuat layanan langsung di toko, mal, supermarket, dan minimarket dibatasi hingga pukul 18.00 WIB, sedangkan aktivitas warga dibatasi sampai pukul 20.00 WIB.

"Itu memang bagian dari otoritas atau kewenangan daerah," ujar Idris kepada wartawan pada Senin (14/9/2020).

Ia mengaku mendengar respons negatif dari para pelaku usaha, baik berskala besar maupun menengah dan kecil mengenai kebijakan ini.

Baca juga: Rumah Sakit Rujukan Covid-19 di Depok Nyaris Tak Mampu Tampung Pasien

Sejumlah pedagang yang biasanya baru membuka usaha pada malam hari menjadi kelompok rentan akibat kebijakan jam malam itu.

Namun, menurut Idris, hal tersebut dapat disiasati.

"Itu kami dengarkan. Nanti, secara implementasi keluhannya bisa kami kasihkan jalan keluar," ujar Idris

"Misalnya tukang pecel lele kemarin yang mengadu ke saya di Sawangan. Dia bilang bukanya jam 16.00 melayani langsung, makan di situ dengan protokol kesehatan. Tapi setelah jam 18.00, bisa dialihkan untuk take away (pesan antar) sampai jam 20.00. Jadi bisa disiasati seperti itu," jelasnya.

Ia tak menampik kerugian pasti timbul karena kebijakan jam malam ini. Akan tetapi, hal tersebut terpaksa dilakukan karena penularan virus corona di Depok juga makin merebak.

"Kalau bicara rugi, semuanya rugi. Aparat paling rugi karena tenaganya, meninggalkan keluarga, segala macam, ini sangat rugi, kalau bicara masalah kerugian," ungkap Idris.

"Jadi tolong, kita seimbangkan antara perhatian terhadap kesehatan dan kita tidak akan mematikan usaha siapa pun," tandasnya.

Baca juga: Jakarta PSBB Ketat, Depok Tetap Berpegang pada Pembatasan Tingkat RW

Hingga data terbaru dirilis pada Senin (14/9/2020), Kota Depok masih bercokol sebagai wilayah dengan laporan kasus positif Covid-19 tertinggi di wilayah Bodetabek, dengan total 2.866 kasus.

Di samping itu, kini ada 780 pasien positif Covid-19 yang sedang ditangani di Depok, melonjak 390 persen dalam 2 bulan terakhir.

Data dari Satgas Covid-19 IDI Depok, keterisian rumah sakit oleh pasien Covid-19 telah mencapai 80 persen hingga hari ini.

Meski kasus Covid-19 semakin parah dan Depok jadi zona merah nasional, namun Pemerintah Kota Depok belum akan memberlakukan PSBB ketat seperti di Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Megapolitan
Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com