JAKARTA, KOMPAS.com - Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus menyebutkan, klinik aborsi ilegal yang baru saja digerebek polisi ternyata sudah meraup keuntungan sekitar Rp 10 miliar.
Jumlah tersebut merupakan akumulasi keuntungan yang dihasilkan selama klinik aborsi tersebut beroperasi tiga tahun belakangan, atau terhitung sejak 2017 lalu.
Klinik ilegal itu diketahui sudah menggugurkan 32.760 janin
"Kalau dihitung (selama operasi) dari tahun 2017, kita hitung berapa keuntungan yang diraup, itu sekitar Rp 10 miliar lebih," ujar Yusri saat rilis kasus klinik aborsi yang disirakan secara daring, Rabu (23/9/2020).
Baca juga: Beroperasi Sejak 2017, 32.760 Janin Digugurkan di Klinik Aborsi Ilegal Jakarta Pusat
Yusri menjelaskan, selama beroperasi, klinik itu memberikan tarif berbeda kepada setiap pasien yang ingin melakukan aborsi.
Perbedaan nominal biasanya disesuaikan dari usia kandungan pasien saat konsultasi, sebelum mengambil tindakan aborsi.
"Biaya termurah sekitar Rp 2.000.000 dengan janin yang termuda atau (usia kandungan) dua minggu. Kemudian di atas lima minggu itu sekitar Rp 4 juta," katanya.
Baca juga: Kinik Aborsi Ilegal di Jakarta Pusat Promosikan Jasa lewat Web dan Medsos
Biasanya, kata Yusri, pasien yang akan melakukan aborsi biasanya diperiksa terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat kesulitan dalam mengambil tindakan.
"Caranya akan diperiksa dulu pasien yang akan aborsi, untuk memastikan seperti apa tindakan yang dilakukan dokter ini. Kalau memang bisa diaborsi, akan dilakukan tindakan diaborsi," katanya.
Sebelumnya, Polda Metro Jaya kembali menggerebek klinik yang menjalani praktik aborsi ilegal di Jalan Percetakan Negara III, Jakarta Pusat, pada Rabu (9/9/2020).
Ada 10 orang tersangka yang diamanakan dengan inisial LA (52), DK (30), NA (30), MM (38), YA (51), RA (52), LL (50), ED (28), SM (62) dan RS (25).
Sejumlah tersangka itu memiliki peranan yang berbeda-beda mulai dari dokter, sekuriti, petugas kebersihan, sejumlah orang yang membantu dan pasien.
Baca juga: Polisi Tangkap 10 Tersangka Kasus Aborsi di Jakpus, Ini Peran Mereka
Klinik itu diketahui membuka praktik aborsi ilegal setiap Senin hingga Sabtu, dari pukul 07.00 sampai dengan 13.00 WIB.
Selama beroperasi, klinik tersebut mempromosikan jasa aborsi menggunakan website dan media sosial.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, para pelaku yang menjalani praktik aborsi ilegal itu dapat menerima enam pasien setiap harinya.
Dari penangkapan para pelaku, polisi berhasil mengamankakn barang bukti berupa sejumlah alat praktik kesehatan, beberapa obat, selimut dan dua buku pendaftaran.
Adapun para pelaku dikenakan Pasal 346 KUHP, Pasal 348 ayat (1) KUHP, Pasal 194 Jo Pasal 75 Undang-undang RI Nomor 36 tentang kesehatan dengan ancaman paling lama 10 tahun penjara dan denda Rp 1 miliar.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.