Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lumpuh gara-gara Minum Boba, Ini Kisah Penderita Diabetes dan Penjelasan Dokter

Kompas.com - 29/09/2020, 11:33 WIB
Rosiana Haryanti,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah kisah mengenai kelumpuhan akibat mengonsumsi minuman bubble atau boba terlalu banyak menarik perhatian warganet di Twitter.

Dalam utasnya, R (20) menceritakan, dalam satu hari dia biasa mengonsumsi dua gelas boba selama tiga sampai empat hari dalam seminggu.

Kebiasaannya ini dia lakukan sejak Desember 2019 dan terus berlangsung. Selama mengonsumsi boba, dia merasa tak ada yang aneh pada dirinya.

Lambat laun, R mulai merasakan ada hal yang aneh pada tubuhnya. Awalnya, dia merasakan kebas pada kaki.

Baca juga: Kisah Viral Minuman Boba Disebut Bisa Bikin Lumpuh, Begini Kisahnya

Selama enam hari setelah itu, rasa kebas pada kakinya tak kunjung hilang. Hingga akhirnya, dia merasakan kakinya mengalami lumpuh sementara. R lalu memutuskan untuk memeriksakan kondisinya ke dokter pada Maret 2020.

"Dokter bilang ini kebanyakan gula, dan pas banget aku sering konsumsi boba. Aku sharing pengalaman minum boba berlebih karena konteks yang di foto base itu isi kulkasnya banyak boba," tutur R kepada Kompas.com, Senin (28/9/2020).

Namun, benarkah konsumsi boba berlebih dapat menyebabkan diabetes hingga kelumpuhan?

Dikutip dari Kompas Sains, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin, Metabolik, dan Diabetes dr Wismandari Wisnu SpPD-KEMP mengatakan, seseorang yang mengonsumsi makanan atau minuman mengandung lemak dan gula mudah terkena diabetes.

Meski begitu, naiknya gula darah memerlukan waktu untuk menjadi pra-diabetes dan akhirnya diabetes.

Baca juga: [POPULER JABODETABEK] Minum Boba Bikin Lumpuh Seorang Perempuan di Bekasi | Jumlah RW Zona Merah Bertambah, Terbanyak di Jakpus

Bahayanya, ketika sudah dalam kondisi diabetes, seseorang bisa saja belum mengalami gejala. Hal ini biasanya membuat seseorang tidak segera berkonsultasi ke dokter.

Menurut Wismandari, sering kali pasien datang justru karena komplikasi diabetes, seperti serangan jantung, stroke, gagal ginjal, kebutaan, luka di kaki yang sukar sembuh, kesemutan atau baal, impotensi, dan keputihan.

Mereka bisa juga datang ke dokter karena keluhan adanya infeksi. Namun, ketika dicek, kadar gula darahnya sudah tinggi.

Kisah kelumpuhan yang dibagikan R, menurut Wismandari, disebut bukan sesuatu yang sering terjadi secara mendadak.

Kemungkinan kadar gula darahnya sudah meningkat selama beberapa waktu tanpa disadari karena tidak ada gejala apa pun.

"Dan itu sering terjadi (gula darah naik tanpa ada gejjala fisik)," kata Wismandari.

Baca juga: Kisah Viral Gadis 20 Tahun Lumpuh akibat Minum Boba, Ini Kata Dokter

Setelah gula darah meningkat, maka komplikasi mulai terjadi.

Wismandari menuturkan, komplikasi yang terjadi salah satunya adalah komplikasi saraf, bisa saraf perifer berupa kesemutan maupun komplikasi berupa stroke yang bisa menyebabkan lumpuh.

Kemudian, baal atau nyeri yang sering terjadi di ujung kaki atau tangan. Wismandari mengatakan, nyeri pada kaki sering kali terjadi karena adanya kerusakan pada saraf tepi dan aliran darah.

Hal ini menyebabkan luka yang sukar untuk sembuh dan bisa diamputasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Megapolitan
Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Megapolitan
Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Megapolitan
Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com