Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih Musim Pancaroba, Jakarta Sudah 2 Kali Dilanda Banjir

Kompas.com - 06/10/2020, 09:21 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jakarta mulai diguyur hujan sejak akhir September lalu. Guyuran hujan dengan intensitas sedang hingga deras mengguyur Jakarta pada 21 September dan 4 Oktober 2020.

Akibat hujan itu, sejumlah permukiman dan jalan di Ibu Kota digenangi banjir setinggi 10 hingga 150 sentimeter. Padahal, saat ini Jakarta masih dalam masa pancaroba.

Sejumlah RT tergenang

Selain karena hujan lokal yang deras, banjir di sejumlah wilayah pada 21 September lalu juga akibat banjir kiriman dari wilayah Bogor yang menyebabkan Sungai Ciliwung meluap.

Saat itu, Bendungan Katulampa, Bogor, Jawa Barat berstatus siaga 1 dengan tinggi muka air (TMA) mencapai 240 cm.  Dampak hujan lokal dan banjir kiriman dari Bogor tersebut, setidaknya 49 wilayah rukun tetangga (RT) di DKI Jakarta terendam.

Baca juga: Senin Siang, 69 RT di Jakarta Terendam Banjir, Paling Banyak di Jakarta Timur

Kepala Pusat Data dan Informasi Kebencanaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Mohammad Insaf mengatakan, ada 14 RT di Jakarta Barat yang teredam banjir dengan ketinggian 10 sampai dengan 80 cm.

Selain ada 10 RT di Jakarta Selatan dengan ketinggian 10 sampai dengan 40 cm, 23 RT di Jakarta Timur dengan ketinggian 10 sampai dengan 100 cm, di Jakarta Utara 1 RT dengan ketinggian air 20 sampai dengan 50 cm, dan di Jakarta Pusat 1 RT dengan ketinggian 20 cm.

Banjir juga menggenangi sejumlah titik pada Senin kemarin, akibat hujan deras sehari sebelumnya. Sedikitnya 92 RT terendam hingga Senin siang.

Demikian berdasarkan data BPBD DKI Jakarta, pada pukul 10.00 WIB kemarin.

"Di Jakarta Selatan ada 26 RT, di Jakarta Timur 64 RT tergenang, dan 2 RT di Jakarta Barat masih tergenang," kata Insaf dalam keterangannya kemarin.

Banjir di tengah pandemi Covid-19

Jakarta dilanda banjir memang sudah biasa. Namun kali ini banjir terjadi di tengah pandemi Covid-19.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menyiapkan prosedur yang berbeda di lokasi pengungsian banjir dengan adanya pandemi Covid-19.

Ia mengatakan, saat kondisi normal satu tenda bisa digunakan beramai-ramai. Namun karena pandemi Covid-19, tenda untuk pengungsi akan didirikan dalam jumlah banyak agar masyarakat yang terdampak banjir tidak berkerumun dalam satu tenda.

"Kami siapkan prosedur untuk, satu evakuasi, dua adalah tempat pengungsian, mengikuti protokol kesehatan. Jadi di tempat-tempat yang biasanya hanya dipasang satu tenda, maka kali ini nanti tendanya harus lebih banyak lagi," kata Anies pada 30 September lalu.

Menurut Anies, tenda pengungsian harus didirikan dalam jumlah banyak agar warga yang terimbas banjir tetap bisa menjalankan protokol kesehatan dan tidak terpapar Covid-19.

"Supaya jumlah mereka yang berada di dalam satu tenda itu mengikuti ketentuan protokol kesehatan dan... sekarang sudah disiapkan mudah-mudahan tidak kejadian. Tetapi kalau kejadian kami siapkan dengan protokol kesehatan," ujar dia.

Anies menyatakan, Pemprov DKI terus berupaya mengendalikan banjir. Saat banjir pada minggu lalu, ia mengklaim Pemprov DKI mampu mengendalikan air kiriman dari Bogor.

"Pekan lalu sempat ada warning dari Katulampa, ketika terjadi peninggian permukaan air di bendung Katulampa. Alhamdulillah kondisinya terkendali, sehingga Jakarta terbebas dari ancaman banjir pada pekan lalu, mudah-mudahan ke depan kami bisa terus diberi kemudahan untuk mengerjakan ini semua," ujar Anies.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com