JAKARTA, KOMPAS.com - Kepanikan terjadi di tengah proses evakuasi korban banjir di kawasan Cilandak, jakarta Selatan.
Kepanikan disebabkan adanya bayi sakit yang menjadi salah satu korban banjir.
“Situasi sudah panik juga waktu saya baru sampai,” ujar Erik Sucipto (30), seorang petugas pemadam kebakaran dari Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Sudin Gulkarmat) Jakarta Selatan Sektor V Cilandak.
Hal ini bermula dari proses evakuasi seorang warga di Gang Minatu RT 005/001, Cipete Selatan, Cilandak, Jakarta pada Senin (5/10/2020) dini hari sekitar pukul 03.30 WIB.
Baca juga: Masih Musim Pancaroba, Jakarta Sudah 2 Kali Dilanda Banjir
Petugas Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) melaporkan kepada petugas pemadam kebakaran adanya seorang bayi yang lahir prematur yang sedang sakit.
“Awalnya saya dan team mendapat kabar ada bayi yang sedang kurang sehat dan bayi tersebut prematur lahir kurang dari 1 bulan yang mau dibawa ke rumah sakit,” ujar Erik saat dikonfirmasi, Senin (5/10/2020) sore.
Bayi tersebut dilaporkan tiba-tiba badannya mengalami panas tinggi.
Erik bersama rekan setimnya serta komandan regu Sektor V Cilandak dini hari itu sedang melakukan evakuasi korban banjir di wilayah Cilandak.
Erik bersama Wahyu Nugroho (komandan regu), Kupijar, dan Slamet sebelumnya telah mengevakuasi delapan orang warga yang terjebak banjir ke sebuah mushala.
Mendapatkan laporan tersebut, Erik bersama rekan-rekannya langsung menuju ke lokasi evakuasi bayi prematur untuk melakukan orientasi medan penyelamatan.
Tim akan melakukan penyelamatan menggunakan perahu karet. Tinggi air saat itu sekitar 1-1,5 meter.
Malam itu, sejumlah wilayah di Jakarta diguyur hujan deras. Wilayah Kemang Selatan dilanda banjir akibat Kali Krukut yang meluap.
Medan evakuasi kali ini adalah gang sempit selebar kira-kira dua meter. Tim pemadam kebakaran menemui hambatan banyaknya motor yang menghalangi laju perahu di tengah air yang berwarna kecoklatan.
“Maka team dari pemadam kebakaran dan dibantu team PPSU mengangkat perahu karet untuk mendekati rumah korban,” ujar Erik.
Begitu tiba di rumah korban, kepanikan sudah terlihat. Kondisi bayi yang rentan mesti segera ditangani.
Perahu didekatkan ke rumah korban. Petugas pemadam kebakaran berupaya agar si ibu dan bayi tak basah.
Kondisi bayi saat itu tak menangis. Namun, kepanikan dari raut wajah orangtua bayi terlihat oleh Erik begitu tiba di lokasi.
Baca juga: Senin Siang, 69 RT di Jakarta Terendam Banjir, Paling Banyak di Jakarta Timur
Ayah dan ibu bayi serta dua orang anggota keluarga lainnya kemudian naik ke atas perahu. Bayi prematur itu dipeluk erat oleh ibunya sambil diselimuti
“Masih kecil bayinya,” ujar Erik.
Erik bersama tim berbagi tugas. Ada yang menarik perahu, ada juga yang mendorong perahu.
Perahu kemudian terus bermanuver di gang-gang yang sempit. Tak jarang, kepala penumpang perahu hampir setara dengan atap rumah warga.
Di tengah perjalanan, perahu sempat diangkat kembali lantaran banyak motor-motor di gang. Si ibu beserta bayi sempat berpindah ke motor.
“Dari lokasi ini perahu karet kami angkat pindah ke gang sebelah,” tambah Erik.
Petugas mengevakuasi bayi prematur dengan menempuh jarak sekitar 100 meter. Beruntung, kondisi penerangan lokasi penyelamatan masih menyala.
“Alhamdulillah tim berhasil memindahkan bayi beserta orangtuanya ke tempat yang lebih aman, kemudian orang tua bayi tersebut membawa ke rumah sakit,” kata Erik.
Proses evakuasi ditandai dengan adzan Subuh yang berkumandang dari mushala.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.