Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Penyintas Covid-19, Terbiasa Menyaksikan Kematian Selama Hampir Sebulan Diisolasi

Kompas.com - 07/10/2020, 12:53 WIB
Sonya Teresa Debora,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tutut Indriani Agustin (44), seorang penyintas Covid-19, harus menghabiskan hampir satu bulan di rumah sakit untuk menjalani isolasi.

Perjuangan Tutut dalam melawan virus tersebut tidaklah mudah.

Mulai dari bermalam sambil diinfus di kursi Unit Gawat Darurat (UGD) selama 3 hari 2 malam, dipindahkan dari satu lantai ke lantai lainnya, hingga harus terbiasa menyaksikan kematian.

Tutut patuh pada imbauan untuk di rumah saja sejak pandemi Covid-19 pertama melanda Indonesia. Ia mengaku tidak berpergian ke mana-mana.

Sebab, aktivitas Tutut sehari-hari adalah seorang wirausahawati yang membuka toko kelontong pribadi di depan rumah.

Baca juga: Kisah Tutut Melawan Covid-19, Berhasil Sembuh meski Sempat Terlambat Diobati

Tutut diduga terpapar COVID-19 ketika ia menjalani opname di salah satu rumah sakit di Jakarta.

Bermalam di Bangku UGD Rumah Sakit

Tutut kembali ke rumah sakit tempat ia diopname, yang merupakan rumah sakit rujukan Covid-19, setelah gejala-gejala yang ia alami semakin parah.

Batuk dalam jangka waktu lama, demam, dan sesak napas menjadi beberapa gejala yang dialami Tutut.

Ketika sampai, UGD penanganan Covid-19 Rumah Sakit sudah dalam keadaan penuh, sehingga Tutut harus menunggu untuk dapat kamar.

“Enggak disuruh pulang. Pihak rumah sakit bilang ‘Kalau mau nunggu ya duduk di kursi. Kalau enggak mau ya di rumah sakit lain’. Akhirnya, duduk di kursi itu aku 3 hari 2 malam, cuma buat dapat bed doang. Kita enggak bisa naik langsung ke lantai isolasi karena penuh,” jelas Tutut.

Tutut duduk di kursi UGD tersebut selama 3 hari 2 malam, dengan kondisi diinfus dan memakai selang oksigen di tengah-tengah suasana ruang UGD yang padat.

“Di UGD itu banyak banget. Yang namanya pasien di rumah sakit lain, itu ambulans tuh kayak enggak ada hentinya. Karena enggak ada bed, akhirnya mereka pakai bed-nya ambulans itu ditinggal," paparnya prihatin.

Baca juga: Kisah Pengusaha Furnitur Produksi Ribuan Peti Mati untuk Pasien Covid-19...

Ruang perawatan berpindah-pindah

Sebelum akhirnya mendapat kamar, Tutut juga sempat dipindah ke beberapa lantai isolasi sementara.

“Sebenarnya, lantai isolasi itu ada di lantai 8, tapi syarat untuk ke lantai 8 itu harus ada yang kosong dulu baru kita bisa naik. Sementara, kita enggak mungkin dicampur pasien umum. Jadi ada beberapa lantai yang buat sementara, di situlah dipindah-pindah," jelas Tutut

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com