Patung yang terbuat dari perunggu ini berbentuk sosok pria dengan kepala dan mata memandang ke atas, sementara tangan kanan seperti menunjuk ke langit.
Tangan kirinya memegang tongkat bersayap yang terbelit dua ekor ular. Kaki kanannya terlipat, sedangkan kaki kirinya berdiri di atas bola.
Patung itu sejatinya merupakan peninggalan zaman Belanda. Namun, Hermes yang berdiri di jembatan Harmoni bukan patung asli, melainkan replika hasil keajaiban tangan seniman Yogyakarta, Arsono.
Patung aslinya sempat raib Agustus 1999. Keberadaannya sempat sumir hingga akhirnya Pemprov DKI Jakarta menyampaikan pengumuman, bahwa patung asli yang diperkirakan dibuat tahun 1900-an itu justru diselamatkan.
Sebelum “dievakuasi”, posisi patung Hermes itu miring ke arah kali akibat peyangganya ditabrak mobil.
Ketimbang jatuh ke kali, maka petugas Dinas Pekerjaan Umum menyelamatkan patung itu ke kantor mereka.
Setelah akhirnya ditemukan kembali, Pemprov DKI memutuskan untuk membuat replika patung tersebut. Biaya replika patung seberat 100 kg itu Rp 150 juta.
Sementara itu, patung Hermes yang asli kini dipasang di taman bagian belakang Museum Sejarah Jakarta, sebagai atraksi tambahan buat museum ini.
Pasalnya, patung asli itu terbuat dari perunggu berbobot 70 kilogram dengan nilai sekitar Rp 1 miliar di pasar Singapura pada tahun 2000.
Kini, sebagai cagar budaya DKI Jakarta, patung itu akan terus menjadi saksi bagaimana sejarah berlangsung dalam denyut kehidupan Jakarta, dan Harmoni, yang senantiasa sibuk.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.