Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KontraS Klaim Dihalangi untuk Dampingi Demonstran Omnibus Law yang Ditangkap Polisi

Kompas.com - 09/10/2020, 13:28 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) hingga saat ini kesulitan mendata jumlah orang yang hilang dan ditangkap oleh polisi dalam demonstrasi tolak UU Cipta Kerja, Kamis (8/10/2020) kemarin.

"Masih dalam proses rekapitulasi karena akses untuk pendampingan juga dihalangi oleh pihak kepolisian," kata Koordinator KontraS, Fatia Maulidiyanti, kepada Kompas.com, Jumat.

Menurut Fatia, tindakan menghalang-halangi pendampingan korban kekerasan oleh aparat maupun mereka yang hilang kontak disebut dilakukan polisi secara kompak.

"Di seluruh polres di DKI Jakarta begini polanya. Kabarnya di daerah (luar Jakarta) juga," imbuh Fatia.

Baca juga: Kontras Minta Polisi Hentikan Tembakan Gas Air Mata ke Arah Demonstran Penolakan UU Cipta Kerja

Dalam demonstrasi tolak UU Cipta Kerja kemarin, sejumlah pihak jadi korban kekerasan, termasuk sejumlah jurnalis.

Beberapa demonstran, termasuk jurnalis pers mahasiswa, dilaporkan hilang kontak.

Ombudsman RI Perwakilan Jakarta Raya mengatakan akan memantau proses penanganan demonstrasi yang dilakukan polisi.

“Kami juga akan mengonfirmasi terkait dugaan malaadministrasi dengan tidak diberikannya akses para pengacara untuk mendampingi para tersangka," ujar Kepala Perwakilan Ombudsman Jakarta Raya Teguh P Nugroho melalui keterangan tertulis yang diterima, Jumat.

Secara terpisah, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Yusri Yunus menyatakan sudah tidak ada orang yang ditahan polisi saat ini, baik di markas Polda Metro Jaya maupun di markas polres di Jakarta.

"Kami kemarin memang mengamankan, ya sudah. Sudah pada pulang. Di Polres malah sudah dari tadi malam sudah pada pulang. Kami curigai boleh kan? Kami ambil keterangannya, kami pulangkan sudah, mau diapain?" ujar Yusri kepada Kompas.com, Jumat.

Penanganan demonstran oleh aparat belakangan ini menjadi sorotan karena mengedepankan pendekatan represif.

Sebagai perbandingan, kabar hilangnya demonstran juga terjadi dalam demonstrasi #reformasidikorupsi tahun lalu. Waktu itu, KontraS menerima sedikitnya 390 aduan kekerasan oleh aparat. Dua mahasiswa Universitas Halu Oleo Kendari bahkan tewas ditembak polisi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com