Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/10/2020, 08:52 WIB
Tria Sutrisna,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gelombang demo penolakan terhadap Undang-Undang Cipta Kerja masih terjadi di sejumlah tempat.

Seperti halnya yang dilakukan sejumlah organisasi masyarakat di kawasan Bundaran Patung Arjuna Wiwaha, Jalan Medan Merdeka Barat, Selasa (13/10/2020).

Demonstrasi yang berlangsung mulai pukul 13.00 WIB itu awalnya berjalan damai. Namun, sekitar pukul 15.30 WIB massa mulai melakukan aksi anarkistis.

Bentrokan dengan petugas gabungan TNI-Polri yang mengawal jalannya aksi demonstrasi pun tak terhindarkan. Kondisi ini pun membuat khawatir masyarakat, khususnya mereka yang berkantor di kawasan Jakarta Pusat.

Lemparan batu dibalas tembakan gas air mata

Kericuhan saat aksi demonstrasi menolak Undang-Undang Cipta Kerja bermula ketika sejumlah orang melakukan provokasi dengan melempar batu ke arah polisi sekitar pukul 15.30 WIB.

Aksi anarkistis itu berlangsung sekitar lima menit. Lalu berhenti setelah petugas dan sebagian massa aksi saling mengingatkan untuk tidak terprovokasi.

Baca juga: Demo di Patung Kuda Rusuh, Massa Anak Muda Lempar Batu ke Arah Polisi

Namun, aksi serupa kembali terjadi sekitar pukul 16.00 WIB. Akhirnya, polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan kerumunan massa yang sudah mulai tidak kondusif.

Massa kemudian berpencar setelah polisi memukul mundur pedemo dari titik aksi di Bundaran. Sebagian orang bergerak ke Jalan MH Thamrin mengarah Semanggi dan juga ke arah Jalan Budi Kemuliaan menuju Tanah Abang.

Bentrokan terjadi di sejumlah titik, usai massa aksi demonstrasi tolak Undang-Undang terpencar dan tidak lagi terpusat di kawasan Patung Kuda.

Situasi mulai kondusif pada malam hari

Situasi di Jalan MH Thamrin, Budi Kemuliaan hingga Abdul Muis, Jakarta Pusat mulai kondusif selepas Magrib.

Sejumlah jalan yang ditutup sementara akibat bentrokan yang terjadi antara petugas dengan massa pedemo tolak Undang-Undang Cipta Kerja sudah mulai dibuka kembali.

Dari pantauan Kompas.com, sekitar pukul 18.15 WIB kendaraan roda dua maupun roda empat dari arah Jalan Sudirman sudah bisa melintas ke arah Monas.

Baca juga: Usai Bentrok, Polisi Sebut Situasi di Lokasi Demo Sudah Kondusif Malam Ini

Begitu pula kendaraan yang bergerak dari arah Monas menuju Jalan Sudirman.

Selain itu Jalan Budi Kemuliaan mengarah ke Jalan Kebon Sirih dan sebaliknya juga sudah bisa dilintasi kendaraan.

Kendati demikian, petugas gabungan TNI-Polri masih tetap berjaga di sejumlah lokasi tersebut hingga malam hari untuk mengantisipasi kembalinya kerumunan massa pedemo ke lokasi.

Pekerja kantoran khawatir pulang ke rumah

Sejumlah pekerja di wilayah Jakarta Pusat mengaku khawatir untuk pulang ke rumah, imbas kericuhan saat aksi demonstrasi tolak Undang-Undang Cipta Kerja Selasa Sore.

Para pekerja cemas akan terjadi bentrok susulan ataupun berpapasan dengan massa pedemo yang ricuh saat perjalanan dari kantor menuju ke rumahnya.

Seperti yang dirasakan oleh Desy (27) seorang karyawan swasta di kawasan Jakarta Pusat. Dia mengaku khawatir pulang karena mendengar kabar masih ada kericuhan di kawasan Jatibaru, Tanah Abang.

Baca juga: Demo Tolak UU Cipta Kerja Berujung Ricuh, Pekerja di Jakpus Khawatir untuk Pulang

Pasalnya, Desy kerap melewati sejumlah kawasan tersebut saat pulang kerja menuju ke rumahnya.

"Soalnya ini baca berita di Jatibaru lagi ada bakar bakar demo. Saya tunggu dulu aja, pantau berita, pantau Google Maps," ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (13/10/2020).

Dihubungi secara terpisah, Tanti (24) karyawan di kawasan Jakarta Pusat juga mengaku belum berani kembali ke rumah, walaupun pekerjaannya di kantornya sudah selesai.

Dia mengaku khawatir terjadi bentrokan susulan antara pedemo dengan petugas TNI-Polri saat perjalanan pulang ke rumahnya di Jakarta Selatan.

"Aku takut kena gas air mata," ujarnya.

Dia pun terus memantau informasi di media sosial apakah situasi sudah benar-benar kondusif pascademontrasi yang berujung ricuh.

"Tadi kan Thamrin sempat ramai tuh massanya ke sana. Jadi sekarang masih mastiin situasi dulu, sebelum pulang. Di berita sih sudah mulai kondusif," pungkasnya.

Polisi sebut ada provokasi kelompok Anarko

Ketika massa aksi tak lagi berada di kawasan Patung Kuda, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana bersama Panglima Kodam Jaya Mayor Jenderal TNI Dudung Abdurachman meninjau lokasi demonstrasi.

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana mengatakan, kericuhan yang terjadi saat aksi demonstrasi tersebut disebabkan provokasi yang dilakukan kelompok Anarko.

Menjelang berakhirnya aksi demonstrasi, kata Nana, terdapat provokasi yang dilakukan oleh kelompok Anarko di tengah-tengah massa pedemo tolak UU Cipta Kerja agar melakukan tindakan anarkistis.

Baca juga: Kapolda Sebut Kerusuhan Saat Demo akibat Provokasi Kelompok Anarko

"Anak-anak anarko inilah yang bermain. Ada sekira 600-an mereka, melakukan upaya provokasi," ujar Nana kepada wartawan di kawasan Jalan Raya Thamrin, Selasa (13/10/2020)..

Menurut Nana, terdapat lebih kurang 6.000 orang di kawasan Bundaran Patung Kuda Arjuna Wiwaha yang menjadi pusat aksi unjuk rasa.

Sebanyak 4.000 orang di antaranya merupakan massa aksi yang mengatasnamakan Anak NKRI. Sementara 2.000 lainnya merupakan massa cair.

"Massa cair itu masyarakat yang menonton, mahasiswa dan ada pelajar. Ini ada yang STM yang kami sebut Anarko," ungkapnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas LH DKI Imbau Warga Terapkan Konsep 'Green Ramadhan' demi Lestarikan Lingkungan

Dinas LH DKI Imbau Warga Terapkan Konsep "Green Ramadhan" demi Lestarikan Lingkungan

Megapolitan
Tarif Tol Jakarta-Cirebon untuk Mudik Lebaran 2024

Tarif Tol Jakarta-Cirebon untuk Mudik Lebaran 2024

Megapolitan
Brankas Beserta Isinya Dirampok, Warga Ciracas Kehilangan BPKB hingga Logam Mulia

Brankas Beserta Isinya Dirampok, Warga Ciracas Kehilangan BPKB hingga Logam Mulia

Megapolitan
JPO Depan Kampus Trisakti Rusak, Pengamat: Merusak Budaya Berjalan Kaki

JPO Depan Kampus Trisakti Rusak, Pengamat: Merusak Budaya Berjalan Kaki

Megapolitan
JPO Depan Kampus Trisakti Sempat Bolong, Pengamat: Mengabaikan Prinsip Memanusiakan Pejalan Kaki

JPO Depan Kampus Trisakti Sempat Bolong, Pengamat: Mengabaikan Prinsip Memanusiakan Pejalan Kaki

Megapolitan
Rumah Mewah di Ciracas Dibobol Maling, Isi Brankas Senilai Rp 150 Juta Raib

Rumah Mewah di Ciracas Dibobol Maling, Isi Brankas Senilai Rp 150 Juta Raib

Megapolitan
Jadwal Mundur, Uji Coba Lima Angkot Listrik di Bogor Dimulai Awal April

Jadwal Mundur, Uji Coba Lima Angkot Listrik di Bogor Dimulai Awal April

Megapolitan
Rumah Kos di Jagakarsa Jadi Tempat Produksi Tembakau Sintetis Selama 3 Bulan

Rumah Kos di Jagakarsa Jadi Tempat Produksi Tembakau Sintetis Selama 3 Bulan

Megapolitan
Meski Jadi Korban Main Hakim Sendiri, Pengemudi Ford Ecosport yang Mabuk Tetap Ditilang

Meski Jadi Korban Main Hakim Sendiri, Pengemudi Ford Ecosport yang Mabuk Tetap Ditilang

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 18 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 18 Maret 2024

Megapolitan
Paling Banyak karena Tak Pakai Sabuk, 14.510 Pengendara Ditilang Selama Operasi Keselamatan Jaya 2024

Paling Banyak karena Tak Pakai Sabuk, 14.510 Pengendara Ditilang Selama Operasi Keselamatan Jaya 2024

Megapolitan
Tarif Tol Jakarta-Pemalang untuk Mudik 2024

Tarif Tol Jakarta-Pemalang untuk Mudik 2024

Megapolitan
Kasus Meterai Palsu Ratusan Juta Rupiah di Bekasi, Bagaimana Cara Membedakan Asli dan Palsu?

Kasus Meterai Palsu Ratusan Juta Rupiah di Bekasi, Bagaimana Cara Membedakan Asli dan Palsu?

Megapolitan
Penggerebekan Tempat Produksi Tembakau Sintetis di Rumah Kos Jagakarsa Berawal dari Pengguna yang Tertangkap

Penggerebekan Tempat Produksi Tembakau Sintetis di Rumah Kos Jagakarsa Berawal dari Pengguna yang Tertangkap

Megapolitan
Gerebek Kos-kosan di Jagakarsa, Polisi Sita 500 Gram Tembakau Sintetis

Gerebek Kos-kosan di Jagakarsa, Polisi Sita 500 Gram Tembakau Sintetis

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com