Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demonstran Tolak UU Cipta Kerja Tak Diizinkan Mendekat ke Istana

Kompas.com - 20/10/2020, 16:33 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Masa demonstran tolak UU Cipta Kerja yang terdiri dari berbagai elemen, termasuk buruh dan mahasiswa, tak diizinkan untuk mendekat ke Istana Negara di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (20/10/2020) hingga pukul 15.50 WIB.

Selain menolak UU Cipta Kerja, demonstrasi juga digelar dalam rangka satu tahun pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin yang dinilai para demoonstran tak berhasil mengelola negara.

Massa tertahan di sekitar Patung Kuda/Arjuna Wijaya, kawasan Medan Merdeka Barat, karena diblokade aparat dan kawat berduri. Mereka meminta agar ada ruang negosiasi antara demonstran dengan Istana.

Baca juga: Massa Buruh dan Mahasiswa Demo Tolak UU Cipta Kerja di Patung Kuda

Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana mengklaim, demonstran selama ini memang tak diizinkan untuk berunjuk rasa sampai ke dekat Istana Negara.

"Saat ini, kan aturannya ada, selama ini untuk aksi hanya di depan sekitar Patung Kuda," ujar Nana kepada wartawan, Selasa.

"Untuk (aspirasi) mereka ingin bertemu dengan pihak Istana, sedang kami sampaikan ke pihak KSP," kata dia.

Dalam gelombang protes yang berlangsung sejak 5 Oktober, massa mendesak Presiden RI Joko Widodo agar segera menerbitkan perppu untuk membatalkan omnibus law UU Cipta Kerja yang kontroversial.

Presiden Jokowi hari ini dikabarkan bekerja dari Istana Bogor, Jawa Barat.

Nana memastikan, situasi masih kondusif hingga saat ini.

"Sampai saat ini aksi unjuk rasa berjalan tertib. Kami amankan di Istana, kemudian DPR RI, HI, sentra-sentra ekonomi," kata dia.

Baca juga: KPAI Harap Pelibatan Anak dan Remaja dalam Aksi Unjuk Rasa UU Cipta Kerja Berkurang

"Saya lihat ini demonstrasi aksi damai mahasiswa, biasa. Jadi menyampaikan aspirasi saja," lanjut Nana.

Gelombang protes tolak UU Cipta Kerja belum surut sejak UU itu disahkan DPR pada 5 Oktober 2020. Selama dua pekan gelombang protes, demonstrasi beberapa kali berakhir bentrok dengan aparat.

Ratusan orang ditahan polisi dan 131 di antaranya dijadikan tersangka. Di luar itu, kekerasan aparat menjadi salah satu sorotan dari beberapa gelombang aksi demonstrasi tolak UU Cipta Kerja di Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Megapolitan
Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Megapolitan
PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

Megapolitan
Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Megapolitan
Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Megapolitan
Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Megapolitan
Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Megapolitan
Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Megapolitan
Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika dkk ke Lido untuk Direhabilitasi

Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika dkk ke Lido untuk Direhabilitasi

Megapolitan
Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Megapolitan
Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Megapolitan
Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Megapolitan
Heru Budi Harap 'Groundbreaking' MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap "Groundbreaking" MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com