Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puslabfor Polri Selidiki Penyebab Kebakaran yang Tewaskan Satu Keluarga di Legok Tangerang

Kompas.com - 23/10/2020, 18:24 WIB
Tria Sutrisna,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri diterjunkan untuk menyelidiki penyebab kebakaran yang menewaskan satu keluarga di kawasan perumahan Permata Sentosa, Kecamatan Legok, Kabupaten Tangerang.

Kapolres Tangerang Selatan AKBP Iman Setiawan menjelaskan bahwa penyelidikan dilakukan untuk mengungkap penyebab kebakaran yang terjadi pada Jumat (23/10/2020) dini hari tersebut.

"Penyidikan dari Polres Tangerang Selatan melakukan olah TKP bersama Puslabfor Polri. Untuk mengetahui penyebab kebakaran, termasuk dugaan lain yang terkait dengan peristiwa ini," ujarnya saat dikonfirmasi, Jumat (23/10/2020).

Baca juga: Satu Keluarga Korban Kebakaran di Legok Tangerang Dimakamkan Satu Liang Lahat di Gunungkidul

Menurut Iman, pihaknya saat ini sudah meminta keterangan dari tiga orang saksi yang mengetahui peristiwa kebakaran tersebut.

Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, belum ada keterangan yang mengarah pada dugaan pembakaran atau temuan unsur kesengajaan dalam peristiwa tersebut.

"Belum ada yang melihat ada seseorang yang mungkin membakar. Hal-hal lain yang menyebabkan kebakaran rumah tersebut juga belum ada," kata Iman.

Adapun saat ini, polisi belum dapat menyimpulkan penyebab kebakaran tersebut. Kepolisian masih terus melakukan penyidikan dan meminta keterangan lebih lanjut dari sanksi-sanksi lainnya.

"Belum bisa kami simpulkan (dugaannya). Karena saat ini masih penyidikan bersama Labfor. Nanti kami kombinasikan juga dengan keterangan dari saksi," pungkas dia.

Sebelumnya, kebakaran hebat melanda empat rumah di kompleks Permata Sentosa, Kecamatan Legok, Kabupaten Tangerang. Lima orang meninggal dunia dalam peristiwa tersebut.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Tangerang Kosrudin mengatakan, kebakaran tersebut terjadi pada Jumat (23/10/2020) dini hari akibat korsleting listrik.

"Kronologisnya itu tetangga bangun karena melihat suara, ternyata setelah bangun ada kebakaran. Jam 01.20 WIB mulai kelihatan api," ujarnya.

Warga yang melihat kobaran api di salah satu rumah pun langsung meminta bantuan dan berupaya memadamkannya dengan alat seadanya.

Namun, sekitar 45 menit berselang api tak kunjung padam dan justru menjalar ke kebangun lain yang ada di sekitarnya.

Warga pun akhirnya menghubungi BPBD untuk segera melakukan pemadaman.

Baca juga: Tewas dalam Kebakaran Rumah di Legok, Satu Keluarga Terjebak di Kamar hingga Kehabisan Oksigen

"Kira-kira 45 menit berupaya memadamkan api. Akhirnya warga telepon kami jam 02.13 WIB. Kami sampai di lokasi sekitar jam 02.30 WIB lebih, karena medannya kecil, sempit di dalam perumahan," ungkapnya.

Kosrudin mengatakan bahwa api baru berhasil dikendalikan dan pendinginan setelah kurang lebih satu melakukan pemadaman.

Akibat kejadian itu, satu keluarga yang tinggal di rumah yang menjadi sumber api meninggal dunia. Korban terdiri dari dari ayah, ibu dan tiga orang.

Adapun kerugian akibat kebakaran pada Jumat dini hari itu diperkirakan lebih dari Rp 600 juta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com