Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marak Begal Sepeda, Kriminolog Sebut Lokasi Ramai Justru Memudahkan Pelaku

Kompas.com - 02/11/2020, 12:50 WIB
Rosiana Haryanti,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus penjambretan pesepeda yang terjadi di Ibu Kota tak hanya menimpa masyarakat biasa, tetapi juga artis hingga anggota marinir. Umumnya, para pelaku beraksi jalan-jalan protokol.

Kriminolog Adrianus Meliala mengatakan, lokasi yang ramai justru memudahkan pelaku penjambretan melakukan aksinya.

Sebab, modus pelaku penjambretan adalah grab and run atau merampas kemudian lari.

Hal ini membutuhkan dua unsur, yakni kecepatan serta dadakan. Unsur dadakan, diperoleh dari situasi yang ramai.

"Unsur dadakan diperoleh dari situasi yang ramai, di mana orang tidak mengira atau menduga akan ada penjambretan," ujar Adrianus kepada Kompas.com, Minggu (1/11/2020).

Baca juga: Hampir Jadi Korban Begal, Pesepeda Ini Putuskan Tak Lapor Polisi

Situasi yang ramai juga membuat orang-orang lebih memilih saling menunggu untuk menolong. Pada akhirnya, banyak orang yang memutuskan untuk tidak menolong korban.

Sedangkan unsur kecepatan, diperoleh dari penggunaan sepeda motor. Kendaraan ini dimanfaatkan oleh pelaku karena cepat dan dapat masuk ke jalan sempit atau gang-gang perumahan.

Sementara jika berada di tempat sepi, faktor penentunya adalah ketidakmampuan korban untuk bereaksi secara cepat. Di lokasi sepi, pelaku biasanya memilih korban wanita atau anak-anak.

"Kalau di tempat sepi, maka faktor korban yang tidak agile biasanya menjadi menentukan," ucap Adrianus.

Ada pula penyebab lain, yakni perilaku gaya hidup para pesepeda. Dia mengatakan, saat bersepeda, mereka kerap melakukannya sambil menelepon atau menempatkan handphone pada setang sepeda.

Tak hanya itu, pesepeda juga kerap menyimpan gadget mereka di kaos belakang dan terlihat oleh pelaku.

Baca juga: Pesepeda Hendak Dibegal di Kembangan, Ini Kronologinya

"Hal-hal tersebut menarik perhatian pelaku untuk beraksi," tutur Adrianus.

Dari catatan Kompas.com, kejahatan terhadap pesepeda belakangan ini terjadi di kalan-jalan protokol di wilayah Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan, yakni di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Lapangan Tembak Senayan, Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Rasuna Said, hingga Jalan Medan Merdeka Barat.

Pada Minggu (18/10/2020) sekitar pukul 07.30 WIB, pembegal dengan sepeda motor memepet Anjasmara. Pembegal memegang baju Anjasmara yang saat itu sedang bersepeda.

Kisah lain dialami oleh TL, seorang karyawan swasta yang tengah bersepeda dengan teman-temannya di sekitar Bundaran HI pada Selasa (20/10/2020).

Korban lain, RK, seorang pekerja di Jakarta juga menjadi korban begal persis di depan Lapangan Tembak Senayan, Minggu (18/10/2020) sekitar pukul 10.00 WIB.

Korban lainnya, Galih mengalami pembegalan saat menggowes sepeda di kawasan Kuningan.
Terakhir, seorang anggota marinir nyaris menjadi korban penjambretan pada Senin (26/10/2020) pagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com