Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Kematian Covid-19 di Tangsel Meningkat karena Banyak Pasien Terlambat Ditangani

Kompas.com - 03/11/2020, 14:37 WIB
Tria Sutrisna,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Wali Kota Tangerang Selatan, Airin Rachmi Diany mengatakan, angka kematian akibat Covid-19 di wilayahnya meningkat karena banyak pasien terlambat mendapatkan penanganan medis.

Hal tersebut berdasarkan hasil evaluasi penanganan pasien Covid-19 bersama Satuan Gugus Tugas dan Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan.

"Setelah dicek, kami evaluasi, yang meninggal di rumah sakit itu ya ternyata mereka masuk rumah sakit terlambat," ujar Airin usai menghadiri acara Maulid Nabi di Masjid Balai Kota Tangsel, Selasa (3/11/2020).

Baca juga: Pilkada Tangsel, Dana Kampanye Paslon Muhamad-Sara Paling Besar

Sementara terkait fasilitas di rumah sakit, baik ketersediaan obat maupun kamar pasien diklaim masih mencukupi untuk menangani pasien Covid-19.

Dengan begitu, kata Airin, terlambatnya pasien mendapatkan penanganan medis menjadi faktor utama meningkatnya kasus kematian beberapa waktu belakangan.

"Mereka masuk rumah sakit terlambat, sehingga mereka butuh ventilator, obat dan yang lainnya. Jadi karena sudah terlalu masuk virusnya, itu yang akhirnya menyebabkan itu," kata dia.

Airin mengimbau masyarakat yang menunjukkan gejala Covid-19 untuk segera melapor ke puskesmas maupun rumah sakit agar bisa segera ditangani.

"Sehingga kami bisa mengantisipasi, tidak datang sudah dalam kondisi parah," ujar dia.

Airin sebelumnya mengatakan akan mengevaluasi penanganan pasien Covid-19 seiring meningkatnya angka kematian yang terjadi beberapa waktu belakangan. Kondisi tersebut membuat Tangsel menjadi satu-satunya wilayah yang berstatus zona merah dengan risiko penularan Covid-19 tinggi di Provinsi Banten.

"Kami lakukan beberapa evaluasi. Saya sudah instruksikan, insya Allah kami akan bahas dan diskusi dengan Dinas Kesehatan sehingga Tangsel tidak zona merah lagi," kata Airin pada  Jumat lalu dua pekan lalu.

 

Menurut Airin, salah satu fokus evaluasi yang dilakukan ialah penanggulangan Covid-19 dari sisi hilir, seperti ketersediaan tempat tidur khusus pasien positif di rumah sakit.

"Kami evaluasi persoalan meninggal itu karena apa. Apakah karena terlambat masuk penanganannya," kata Airin.

Selain itu, lanjut dia, Pemerintah Kota Tangsel juga mengevaluasi kesiapan rumah sakit dari sisi ketersediaan fasilitas dan obat-obatan untuk merawat pasien Covid-19.

Dengan begitu, Airin berharap penanganan pasien positif bisa dilakukan secara maksimal sekaligus menekan angka kematian akibat Covid-19 di Tangsel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Megapolitan
Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Megapolitan
Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Megapolitan
15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Megapolitan
Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Megapolitan
Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper Terungkap, Korban Ternyata Minta Dinikahi

Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper Terungkap, Korban Ternyata Minta Dinikahi

Megapolitan
Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Megapolitan
Heru Budi Usul Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Usul Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com