Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/11/2020, 21:17 WIB
Ira Gita Natalia Sembiring,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kawasan wisata Kota Tua, Jakarta tampak lenggang pada Kamis (5/11/2020) siang.

Hanya ada dua hingga tiga orang terlihat melintasi taman di depan Museum Sejarah Jakarta atau yang dikenal sebagai Museum Fatahillah.

Apa mungkin udara sejuk yang menemani hujan sejak pagi tadi menjadi alasan warga Jakarta mengurungkan niat untuk berkunjung ke salah satu ikon Jakarta ini?

Namun, nyatanya bukan itu persoalannya.

Suasana lenggang sudah akrab di Kota Tua sejak pandemi Covid-19 melanda Tanah Air pada Maret 2020 lalu.

Dampak sepinya pengunjung Kota Tua sangat dirasakan oleh Suharto (65), salah satu orang yang menyewakan sepeda ontel di kawasan tersebut.

Baca juga: Salak Condet, Maskot Jakarta yang Kini Langka...

Suharto mengaku, pemasukannya turun drastis selama masa pandemi. Apalagi, kawasan Kota Tua sempat ditutup untuk umum beberapa waktu lalu.

"Pendapatan jauh sekali, kalau dulu biasa dapat Rp 150.000 sampai Rp 200.000, bisa buat makan, nyimpan (ditabung) buat bayar kontrakan. Kalau hari biasa (masa pandemi) mah boro-boro nyimpen, yang ada habis," kata Suharto saat berbincang dengan Kompas.com, Kamis.

Apa lacur Suharto harus bertahan dengan pendapatan sebesar Rp 20.000 per hari. Jumlah itu setara dengan biaya sewa sepeda ontel setengah jam.

Tentu saja jumlah itu tidak akan cukup untuk membiayai hidup seorang istri dan enam orang anaknya.

"Sehari biasa Rp 20.000, kadang sampai jam 6 sore enggak ada penglaris, ya sudah pulang lagi," ucap Suharto.

"Anak di rumah nungguin minta jajan ternyata enggak dapet duit ya, mau diapain adanya begini," sambung dia, sambil mengelus sepeda ontel berkelir merah muda miliknya.

Baca juga: Kisah Denny Si Manusia Got, Menyelam ke Comberan demi Hidupi Anak Istri...

Suharto mengaku sudah menggadai motor dan dua ponselnya agar bisa memberi makan anak dan istri.

Kata Suharto, uang hasil menggadaikan motor dan ponsel itu hanya cukup untuk memenuhi keperluan sehari-hari dan makan, belum termasuk biaya kontrakan yang sudah menunggak 8 bulan.

Suharto tidak tinggal diam, sekali waktu pernah melamar sebagai kuli panggul. Namun, hasilnya kurang menggembirakan lantaran dia kerap ditolak dengan alasan keterbatasan usia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Megapolitan
Kronologi Jari Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Sampai Putus, Pelaku Diduga Mabuk

Kronologi Jari Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Sampai Putus, Pelaku Diduga Mabuk

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Ditangkap di Rumah Istrinya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Ditangkap di Rumah Istrinya

Megapolitan
DJ East Blake Nekat Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih sebab Tak Terima Diputuskan

DJ East Blake Nekat Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih sebab Tak Terima Diputuskan

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Satpol PP dan Dinas Terkait Dinilai Lalai

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Satpol PP dan Dinas Terkait Dinilai Lalai

Megapolitan
7 Tahun Berdiri, Lokasi Binaan Pasar Minggu Kini Sepi Pedagang dan Pembeli

7 Tahun Berdiri, Lokasi Binaan Pasar Minggu Kini Sepi Pedagang dan Pembeli

Megapolitan
Polisi Tangkap DJ East Blake yang Diduga Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Polisi Tangkap DJ East Blake yang Diduga Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Pihak Keluarga Bakal Temui Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah

Pihak Keluarga Bakal Temui Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Megapolitan
Tak Sadar Jarinya Digigit sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Tak Sadar Jarinya Digigit sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang "Itu Jarinya Buntung"

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com