Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibu Aniaya Balitanya di Ciputat, Kak Seto Soroti Predikat Kota Layak Anak Tangsel

Kompas.com - 21/11/2020, 17:29 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerhati anak Seto Mulyadi menyayangkan adanya aksi penganiayaan dilakukan seorang ibu berinisial LQN (23) tehadap anak balitanya di kawasan Rempoa, Ciputat Timur, Tangerang Selatan.

Pria yang akrab disapa Kak Seto ini pun menyoroti penghargaan Kota Layak Anak yang pernah diraih kota Tangerang Selatan.

Diketahui, penghargaan itu diberikan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) RI tingkat Nindya pada 2019 lalu.

Baca juga: KPAI Kecam Perbuatan Ibu yang Aniaya Balitanya di Ciputat, Sebut Hak Asuh Orangtua Bisa Dicabut

"Kasus ini jadi bahan instropeksi bagi Pemerintah Kota Tangerang Selatan, setelah menerima pemberian penghargaan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak,"kata Kak Seto saat dihubungi, Sabtu (21/11/2020).

Kak Seto yang pernah berkoordinasi dengan Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany mengetahui bahwa sejauh ini sudah ada seksi perlindungan anak yang tersebar di setiap RT di Tangerang Selatan.

Karena itu, ia pun mempertanyaan pemberdayaan dan pengawasan dari satuan tugas perlindungan anak yang telah dibentuk itu.

"Mungkin alasannya pandemi (Covid-19) jadi kurang komunikasi dan sebagainya, tapi tetap itu (seksi perlindungan anak) harus dihidupkan dan diberdayakan," katanya.

Kak Seto mengatakan, dalam waktu dekat akan menemui Airin dan Kapolres Tangerang Selatan untuk membahas mengenai kasus kekerasan terhadap anak.

Kak Seto ingin mengingatkan Pemkot Tangsel bahwa peristiwa kekerasan terhadap anak meruapakan kasus serius.

"Kami mengusulkan kepada Kementerian Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) untuk membuat mekanisme yang tegas. sehingga pengharagaan itu bukan sekedar selesai (diberikan) sudah. Kalau perlu evaluasi masih bisa menyandang predikat," katanya.

Sebelumnya, video penganiayaan yang dilakukan LQN terhadap anak balitanya viral di media sosial.

Dalam video tersebut, terlihat seorang balita dimasukan kedalam ember dan kepalanya direndam air hingga menangis yang diduga dilakukan oleh Ibu kandungnya sendiri.

Kanit Reskrim Polsek Ciputat Iptu Hitler Napitupulu mengatakan, LQN sudah ditangkap pada Kamis, malam.

"Iya sudah (ditangkap) semalam," ujar Hitler.

Baca juga: Minta Polisi Tegas Usut Penganiayaan Balita di Ciputat, KPAI Akan Surati Polres Tangsel

Saat ini kasus tersebut telah dilimpahkan ke unit perlindungan perempuan dan anak (PPA) Polres Tangsel.

Berdasarkan keterangan sementara, pelaku memang merupakan ibu kandung dari balita yang dianiaya dalam video tersebut.

Sementara korban akan dibawa ke dokter dan psikiater anak untuk diperiksa kondisi kesehatan dan kejiwaannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com