BEKASI, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengalihfungsikan Asrama Haji Bekasi menjadi Rumah Sakit Darurat (RSD) Covid-19.
Pengalihfungsian ini dilakukan dengan berkoordinasi dengan Kementerian serta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat.
Dengan keputusan alih fungsi itu, pengelola Asrama Haji Bekasi melakukan persiapan jelang beroperasinya RSD Covid-19.
Baca juga: Selama Jadi RSD Covid-19, Asrama Haji Bekasi Tidak Akan Terima Tamu
Berikut sejumlah fakta mengenai alih fungsi Asrama Haji Bekasi:
1. Sudah siapkan dua gedung
Kepala UPT Asrama Haji Bekasi Dede Saiful Uyun mengatakan, pihaknya telah menyiapkan dua gedung khusus untuk dijadikan sebagai RSD Covid-19. Dua gedung tersebut yakni Mina D dan Mina E.
"Kita sudah siapkan dua gedung Mina D sebanyak 35 kamar, dan E 70 kamar. Total 105 kamar," kata Kepala UPT Asrama Haji BekasiDede Saiful Uyun saat dikonfirmasi, Jumat (11/12/2020).
Dua gedung tersebut dipilih karena memiliki fasilitas paling bagus di antara empat gedung lainnya. Selain itu, dua gedung tersebut dinilai memiliki kapasitas paling besar.
Setiap kamar, menurut Dede, terdapat empat kasur dan beberapa fasilitas lain seperti televisi, kamar mandi dan AC.
Baca juga: Karyawan Asrama Haji Bekasi Tak Akan Dilibatkan Tangani Pasien di RSD Covid-19
Namun, Dede belum bisa memastikan apakah seluruh kasur yang ada di dalam kamar akan digunakan.
"Nanti apakah diisi dua atau empat orang dalam satu kamar sepenuhnya menjadi kebijakan mereka (Pemprov Jabar), Kita hanya menyiapkan fasilitas saja," kata Dede.
2. Pelayanan Asrama Haji Bekasi berhenti
Untuk memfokuskan pelayanan kepada pasien Covid-19, Dede mengatakan, Asrama Haji tak akan membuka pelayanan untuk sementara.
"Lebih baik tidak melakukan pemberian izin kepada masyakarat untuk menggunakan ini (Asrama Haji)," kata Dede.
Biasanya, Asrama Haji menerima tamu keberangkatan yang ingin menunaikan ibadah haji.
Gedung serbaguna di asrama juga kerap dipakai untuk acara pernikahan.
3. Karyawan tak dilibatkan
Dede memastikan, pihaknya hanya menyediakan fasilitas berupa tempat isolasi. Dia tidak akan menjadikan seluruh karyawan sebagai tenaga kesehatan atau relawan yang bekerja di RSD Covid-19.
Sebab, pihak yang akan bertugas di RSD Asrama Haji adalah para tenaga medis yang sudah terlatih menangani pasien Covid-19.
Saat ini, ada 80 tenaga honorer dan 7 pegawai negeri sipil (PNS) yang bertugas di Asrama Haji.
"Karyawan kita tidak ada yang menangani untuk Pasien Covid-19. Tidak akan ada yang dilatih untuk tangani pasien. Karena memang mekanisme seperti itu," kata ucap Dede.
Baca juga: Dua Gedung di Asrama Haji Bekasi Siap Dijadikan RSD Covid-19, Ini Fasilitasnya...
Pihak TNI beserta Pemprov Jawa Barat akan mengirimkan tenaga medisnya untuk bertugas di RSD Covid-19 Asrama Haji Bekasi.
Namun, berapa jumlah tenaga medis yang akan bertugas belum bisa dipastikan.
Kini, pihak Dede tinggal menunggu arahan langsung dari Pemprov Jawa Barat terkait kapan pengoperasian RSD Covid-19 akan dimulai.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.