Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curahan Hati Korban Penggusuran Tol JORR II: Terlalu Kecil, Kami Tak Sanggup Lagi Tidur di Posko...

Kompas.com - 15/12/2020, 15:10 WIB
Muhammad Naufal,
Jessi Carina

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Warga Benda, Tangerang melayangkan keluhannya perihal ketidaksanggupan mereka untuk tidur di posko melalui unjuk rasa di halaman Pemkot Tangerang, Selasa (15/12/2020) siang.

Salah satu warga, Dedi menjelaskan, ia bersama 300 warga Benda yang lain harus tidur di posko atau kontrakan yang disediakan oleh Pemkot Tangerang sejak penggusuran rumah mereka 1 September silam.

Seperti yang diketahui, 27 petak tanah seluas hampir 1 hektar di Kelurahan Jurumudi, Kecamatan Benda digusur untuk keperluan proyek pembangunan jalan Tol Bandara, ruas Cengkareng-Batuceper-Kunciran atau JORR 2.

Baca juga: Demo di Kantor Pemkot Tangerang, Warga Benda Korban Penggusuran Tol JORR II Minta Bertemu Wali Kota

Ia mengaku, dirinya sudah hampir menjadi gila karena tiga bulan ini tidur di posko. Menurutnya, posko tersebut tak layak untuk dijadikan tempat tinggal.

"Tempatnya terlalu kecil. Kami tidak sanggup lagi tidur di tempat itu," kata dia.

Tak hanya posko saja, kontrakan yang disediakan juga menjadi masalah bagi warga Benda. Salah satu warga lainnya mengaku, kontrakan yang dijadikan tempat tinggal oleh warga Benda akan berakhir pada 1 Januari mendatang.

"Tiap bulan sejak September, masa tenggat kontrakan kami habis. 1 Desember kemarin, itu perpanjangan kontrakan ke tiga kalinya," jelasnya.

Lantas, ia tak tahu menahu apakah masih bisa tetap tinggal di kontrakan yang telah disediakan oleh Pemkot Tangerang setelah 1 Januari nanti.

Baca juga: Dua Pencuri Motor di Kelapa Dua Sudah Beraksi 12 Kali di Tangerang Raya

Tak hanya itu, ia juga mempermasalahkan harga kontrakan yang menurutnya mahal.

"Tiap bulan disuruh bayar Rp 1,5 juta. Itu mahal bagi saya. Belum untuk makan dan lainnya," jujurnya.

Oleh karenanya, Dedi dan puluhan warga Benda lainnya menuntut agar Wali Kota Tangerang dan Wakil Wali Kota Tangerang untuk hadir dan berdiskusi bersama.

"Kami ini manusia yang harus dimanusiakan," tegas Dedi.

Ia berharap, dalam kesempatan ini Wali Kota Tangerang atau Wakil Wali Kota Tangerang dapat segera hadir dan mencari solusi bersama sesegera mungkin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com