Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KALEIDOSKOP 2020: Banjir di Tahun Baru, Jakarta Lumpuh dan Gelap Gulita

Kompas.com - 17/12/2020, 14:18 WIB
Theresia Ruth Simanjuntak,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Banjir hebat sambut warga Jakarta, Tangerang, dan Bekasi pada Tahun Baru, buntut dari hujan yang tak kunjung berhenti mengguyur di malam pergantian tahun 31 Desember 2020. Berjam-jam hujan tak kunjung surut.

Namun, perayaan Tahun Baru ketika itu masih tetap gegap gempit digelar di berbagai titik di ibu kota. Usai tengah malam, warga kembali ke rumah dan beristirahat.

Tanpa disangka, pagi harinya, warga dikejutkan dengan bencana yang sudah di depan mata.

Masyarakat bukan hanya dipusingkan dengan tingginya genangan air di sekitar rumah mereka, tetapi juga mengalami krisis listrik, air, dan mobilitas.

Baca juga: Kaleidoskop 2020: Bantuan Pemerintah Selama Pandemi Covid-19

Akibat banjir, Perusahaan Listrik Negara (PLN) memadamkan listrik selama sekitar satu hari guna menghindari terjadinya korsleting.

Sementara luapan banjir membuat transportasi umum Jabodetabek seperti Commuter Line dan Bus TransJakarta tidak beroperasi di beberapa rute.

Berikut rangkuman dari berita banjir di Tahun Baru 2020 yang melumpuhkan Jabodetabek.

Curah Hujan Ekstrem di Pergantian Tahun

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) saat itu mencatat curah hujan ekstrem yang mencapai hingga 377 milimeter (mm) terjadi sejak Selasa sore sebagai penyebab utama banjir.

Angka tersebut merupakan curah hujan tertinggi yang menerpa wilayah Jabodetabek. Tercatat, rekor sebelumnya terjadi pada 2007 yang mencapai 340 mm per hari.

Baca juga: Kaleidoskop 2020: Kala Dunia Diuji oleh Virus Corona

Aktivitas Warga Lumpuh

Sejumlah pemukiman penduduk dan ruas jalan praktis terendam banjir dengan ketinggian setidaknya 30 cm hingga ratusan sentimeter.

Ribuan warga pun harus mengungsi dikarenakan rumah mereka terendam banjir.

Warga yang tertahan di rumah masing-masing juga mengalami kendala seperti pemadaman listrik selama sekitar satu hari di 724 wilayah.

Mereka juga krisis air bersih karena jaringan perpipaan milik PT Palyja dan Aetra sempat terputus.

Tak hanya itu, ruang gerak warga juga terbatas karena lumpuhnya transportasi umum seperti KRL dan Transjakarta.

Bahkan, penerbangan di bandara Halim Perdanakusuma juga terpaksa dibatalkan akibat landasan tergenang banjir.

Baca juga: Kaleidoskop 2020: Perjalanan Gibran di Pilkada Solo, Sempat Apolitik hingga Unggul Perolehan Suara

Korban Jiwa

Lebih tragis, banjir tak hanya menyebabkan banyak warga harus mengungsi, tapi juga menelan korban jiwa.

Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB) mencatat bahwa ada sembilan orang meninggal dunia karena banjir.

"Dari data yang berhasil dihimpun oleh BNPB dari berbagai sumber, menemukan ada 9 korban meninggal dunia karena bencana banjir dan tanah longsor," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi BNPB, Agus Wibowo.

Dari sembilan korban jiwa, tiga orang dari wilayah Cipinang, Jakarta Timur, tiga dari Cinere, Depok. Dua orang merupakan warga Bogor dan sisanya dari Kemayoran, Jakarta Pusat.

Air Lama Surut

Air yang merendam Jabodetabek membutuhkan waktu lama untuk surut. Bahkan, kondisi masih sama di sejumlah tempat sekitar dua minggu setelah Tahun Baru.

Mall Taman Anggrek di Jakarta Barat dan Mall Cipinang Indah di Jakarta Timur contohnya. Hingga 13 Januari, area basement masih terendam banjir.

Baca juga: Kaleidoskop 2020: 5 Acara Besar di Dunia yang Ditunda dan Dibatalkan karena Pandemi Covid-19

Banjir Jilid 2

Berselang 1,5 bulan kemudian, Jakarta kembali diterjang masalah banjir cukup parah. Pada 24 Februari, akibat hujan ekstrem, sejumlah kawasan tergenang air cukup tinggi.

Seperti di Tahun Baru, banjir juga melumpuhkan aktivitas warga. Tercatat, setidaknya 294 RW Terendam banjir. Akibatnya, lebih dari 3.500 jiwa harus mengungsi.

Akibat banjir jilid kedua tahun ini, sebanyak 243 warga Jakarta mengajukan gugatan melawan hukum yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada Senin (13/1/2020).

Mereka melaporkan Anies sebagai gubernur dinilai lalai menjalankan tugasnya.

Sebab tidak adanya informasi dini terkait banjir dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kepada masyarakat khususnya daerah kawasan yang di bantaran kali Ciliwung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com