Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil Operasi Kemanusiaan dan Penyekatan Massa Aksi 1812, Ada yang Positif Covid-19 hingga Bawa Celurit

Kompas.com - 18/12/2020, 16:45 WIB
Theresia Ruth Simanjuntak,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak kepolisian menerapkan operasi kemanusiaan dan penyekatan di sejumlah wilayah dalam mengantisipasi massa aksi 1812 di Istana Negara, Jakarta, Jumat (18/12/2020).

Aksi 1812 itu digagas oleh massa yang mengatasnamakan Aliansi Nasional Anti-Komunis (ANAK) NKRI.

Aksi unjuk rasa itu untuk menuntut pembebasan Pemimpin FPI Rizieq Shihab dari Rutan Polda Metro Jaya dan keadilan serta pengungkapan fakta seputar kasus penembakan enam laskar FPI.

Aksi 1812 itu tidak mendapat izin dari polisi karena digelar saat pandemi Covid-19.

Baca juga: Situasi Terkini Aksi 1812 yang Tak Diziinkan Polisi: Massa Dihadang dan Ditangkap

"Untuk (aksi 1812) itu (polisi) tidak mengeluarkan izin (keramaian)," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus kepada wartawan, Kamis.

Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran mengatakan, jajarannya menerapkan operasi kemanusiaan dalam menghadapi aksi 1812.

Hal itu dilakukan guna mengantisipasi massa yang akan menyampaikan pendapatnya di tengah pandemi Covid-19.

"Kalaupun ada aksi, kami akan melaksanakan operasi kemanusiaan. Keselamatan masyarakat menjadi hukum tertinggi, sudah ada Undang-Undang Kekarantinaan Kesehatan," ujar Fadil di Mapolda Metro Jaya, Jumat.

"Akan kami laksanakan 3T (tracing, tracking, treatment) sehingga kerumunan bisa dikendalikan. Klaster Petamburan dan Tebet sudah membuktikan bahwa kerumunan sangat berbahaya," ucapnya.

Operasi kemanusiaan dan penyekatan pun akhirnya diterapkan. Aparat di berbagai titik mengamankan beberapa orang karena alasan berbeda.

Berikut rangkumannya hingga Jumat pukul 16.30 WIB.

Baca juga: Simpatisan Rizieq Gelar Aksi 1812 di Istana, Polisi Lakukan Operasi Kemanusiaan

Reaktif dan positif Covid-19

Sebanyak 65 pemuda yang berencana mengikuti aksi 1812 terjaring di tujuh pos penyekatan yang dibangun di perbatasan wilayah Tangerang Selatan.

Lima orang di antaranya dinyatakan positif Covid-19 setelah menjalani rapid test antibodi dan rapid test antigen oleh petugas dari Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan.

"Yang reaktif (berdasarkan rapid test antibodi) kurang lebih 10 orang, kemudian kami tindak lanjuti dengan swab antigen. Hasilnya, ada lima orang yang positif dan ditindaklanjuti oleh Dinkes dan Puskesmas," ujar Wakapolres Tangerang Selatan Stephanus Luckyto, Jumat.

Baca juga: Mau Ikut Aksi 1812, 5 Simpatisan Rizieq Positif Covid-19 Hasil Rapid Test Antigen

Sebelumnya, sejumlah simpatisan Rizieq Shihab yang hendak mengikuti aksi 1812 diminta menjalani rapid test saat terjaring di pos penyekatan Stasiun Serpong, Tangerang Selatan.

"Terdapat tujuh orang yang akan berangkat ke Istana Negara dan diarahkan untuk rapid test oleh petugas dari Puskesmas Serpong," ujar Kabag Ops Polres Tangerang Selatan AKP Yudi Permadi saat dikonfirmasi, Jumat siang.

Dari hasil pemeriksaan tersebut, tiga orang dinyatakan reaktif Covid-19 dan langsung diarahkan petugas puskesmas untuk pemeriksaan lanjutan.

Para simpatisan Rizieq Shihab itu sudah dibawa petugas ke Mapolres Tangerang Selatan untuk menjalani uji swab.

"Tiga orang yang reaktif itu warga Kecamatan Setu dan dibawa ke Polres Tangsel untuk swab test," pungkasnya.

Sementara itu, di Kelapa Gading, Jakarta Utara, dua orang dibawa ke Wisma Atlet, Kemayoran, setelah dipastikan reaktif Covid-19.

Kedua orang tersebut berinisial IS dan JN dinyatakan reaktif setelah dilakukan rapid test. Mereka mengaku hendak menuju Istana Negara untuk mengikuti aksi 1812.

Baca juga: Telungkupkan Tangan, Asops Kasdam Jaya Minta Massa Aksi 1812 Bubarkan Diri

Bawa senjata tajam

Sementara itu, empat santri terjaring razia oleh polisi saat diduga hendak ikut aksi 1812.

Satu dari empat santri itu terciduk membawa senjata tajam saat terjaring di daerah perbatasan menuju Jakarta, tepatnya di Jatiuwung, Tangerang.

"Ada satu orang kedapatan membawa senjata tajam celurit," ujar Yusri.

Yusri menjelaskan, keempat santri itu terjaring dalam bus saat hendak ke Jakarta. Mereka itu diketahui merupakan santri dari pondok pesantren di Pandeglang Banten.

"Hasil razia di perbatasan, dari santri pondok pesantren," kata Yusri.

Polisi juga menemukan senjata tajam dari operasi penyekatan di wilayah berbeda, tepatnya di Jalan Yos Sudarso, Kepala Gading, Jakarta Utara.

Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Sudjarwoko mengatakan, dari empat orang yang diamankan, dua di antaranya, yakni MZ dan MF, kedapatan membawa senjata tajam.

Baca juga: Terjaring Razia Saat Hendak Ikut Demo 1812, Seorang Santri Kedapatan Bawa Celurit

"Kami melakukan penyekatan terhadap massa yang akan menuju ke Istana, sampai dengan sore hari ini ada empat orang yang tertangkap oleh kami, dua di antaranya membawa senjata tajam," kata Sudjarwoko.

"Yang satu badik, yang satunya bambu yang ujungnya dipertajam, bisa dikategorikan itu senjata tajam," lanjutnya.

Kedua orang bersenjata tajam itu langsung digiring ke Polres Metro Jakarta Utara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com