"Iya karena kan saya sudah lama juga nih ke gereja, ibadah secara offline sejak pandemi. Pengin juga lah ngerayain Natal secara langsung, apalagi yang memimpin Bapak Uskup Agung kan," ujarnya.
Sementara Enny, yang juga jemaat misa Natal Gereja Katedral, mengaku bahwa keinginan untuk merayakan hari raya secara langsung cukup besar.
Meskipun, dia tidak bisa mengenyampingkan kekhawatiran akan potensi paparan Covid-19 saat berkegiatan.
"Untuk Natal kali ini memang kami merasa agak gimana yak. Secara batin itu memang kami inginnya merayakan di Gereja. Tapi kami memahami lah kondisi saat ini," ungkap Enny.
Misa yang lebih teratur dan aman
Pembatasan jumlah jemaat demi tegaknya protokol kesehatan membuat suasana misa Natal di Gereja Katedral lebih sepi dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Terlebih lagi, jemaat yang telah selesai mengikuti misa Natal tatap muka tidak diperbolehkan berkerumun di area gereja dan diimbau untuk langsung kembali ke rumah masing-masing.
Namun kebijakan tersebut dimaklumi oleh para jemaat yang mengikuti misa Natal tatap muka di tengah pandemi Covid-19 demi keselamatan bersama.
Beberapa jemaat bahkan merasa aturan yang berlaku saat ini membuat pelaksanaan misa Natal lebih teratur dibanding kondisi biasanya dengan padatnya jumlah peserta.
"Kesannya lebih enak saja lebih sederhana. Karena biasanya penuh sekali, ribet. Sekarang kayaknya lebih teratur, lebih rapih, enak gitu," ujar Christina.
Di sisi lain, Enny menyampaikan bahwa pembatasan yang diterapkan ini merupakan langkah yang tepat dalam hal pencegahan penyebaran Covid-19.
"Kalau dari segi untuk pencegahan Covid-19 bagus. Walaupun hati kecil kita kan pengin ibadah seperti biasa, di gereja ramai," ungkapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.