Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Polisi Tembak Anak Istri lalu Bunuh Diri, Petinggi Polri Diminta Perhatikan Psikologi Anggotanya

Kompas.com - 31/12/2020, 16:43 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus anggota Polsek Tebet Aiptu Slamet Teguh Priyanto yang menembak istri dan anak, lalu bunuh diri, di Kampung Parung Serah, Sukmajaya, Depok, Jawa Barat, pada Rabu (30/12/2020), menjadi perhatian.

Komisioner Komisi Polisi Nasional (Kompolnas) Poengky Indarti menilai, petinggi Polri harus memperhatikan bukan saja kesehatan fisik anggotanya, tetapi juga kondisi psikologi mereka selama menjalani tugas.

"Sehingga penting bagi pimpinan Polri untuk memperhatikan tidak hanya kesehatan fisik anggota, melainkan juga kesehatan psikisnya," ujar Poengky saat dihubungi, Kamis (31/12/2020).

Diketahui Poengky, pemeriksaan kesehatan dan psikologi anggota Polri biasanya dilakukan setiap enam bulan.

Baca juga: Sederet Fakta Polisi Tembak Anak Istri lalu Bunuh Diri di Depok, Berawal dari Cekcok

Namun, penyebab peristiwa penembakan dan bunuh diri anggota Polri yang bermula dari cekcok dengan keluarga itu harus didalami.

Sebab, beban polisi saat ini bukan saja menangani persoalan kriminal, melainkan juga menangani pencegahan Covid-19.

"Tetapi bisa jadi beban anggota lebih berat karena harus menghadapi Covid-19, mencegah penularannya secara masif pada masyarakat dan dampaknya pada ekonomi, maka anggota Polri juga turut merasakan hal tersebut," katanya.

Oleh karena itu, kata Poengky, selain tes psikologi enam bulan sekali bagi pemegang anggota senjata api, perlu juga dipikirkan klinik psikologi untuk konsultasi secara berkala.

"Kalau saya lihat, almarhum bertugas di SPKT, kemungkinan juga berat pikirannya karena menerima berbagai laporan kejahatan yang dilaporkan masyarakat, sehingga membutuhkan konsultasi atau terapi psikologi," ucap dia.

Baca juga: Polisi yang Tembak Anak dan Istri lalu Bunuh Diri adalah Anggota Polsek Tebet

Sebelumnya, salah satu warga bernama Kondang menjelaskan, peristiwa bunuh diri berawal dari keributan di rumah Aiptu Slamet.

Keributan disusul dengan bunyi letusan pistol sebanyak tiga kali.

Tak lama sejak letusan pistol terdengar sekitar pukul 11.00 WIB, Kondang mengaku mendengar suara minta tolong dari arah rumah lokasi insiden itu terjadi.

"Anaknya kena tembak sebelah kanan di dadanya. Ibunya juga kena di kakinya. Jadi dibawa ke rumah sakit semua," ujar Kondang.

"Nah, orangtuanya (Aiptu Slamet) bunuh diri pakai pistol," tambah Kondang.

Anak Slamet disebut dalam kondisi kritis usai ditembak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Pelaku Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Pelaku Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Megapolitan
17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Megapolitan
Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com