Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Pertama Tahun 2021, Bandara Soekarno-Hatta Sepi Penumpang

Kompas.com - 01/01/2021, 17:00 WIB
Muhammad Naufal,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Kepala Satgas Udara Covid-19 Kolonel Siladan mengatakan, terminal-terminal di Bandara Soekarno-Hatta pada hari ini sepi dari penumpang pesawat yang berangkat maupun datang.

"Sementara masih sepi. Mungkin masih terlelap setelah tahun baru," ujarnya ketika dikonfirmasi, Jumat (1/1/2021) siang.

Siladan menduga, salah satu faktor sepinya Bandara Soekarno-Hatta adalah penerapan kebijakan larangan warga negara asing (WNA) memasuki wilayah Indonesia mulai hari ini.

Baca juga: Penumpang Pesawat yang Keluar Masuk Indonesia Lewat Bandara Soekarno-Hatta Turun Signifikan pada 2020

Seperti yang diketahui, pemerintah Indonesia melarang masuk WNA ke Tanah Air mulai 1 sampai 14 Januari 2021.

Hal ini sesuai dengan Surat Edaran (SE) No 4 tahun 2020 Tentang Protokol Kesehatan Perjalanan Orang dalam Masa Pandemi Covid-19 yang diterbitkan Satgas Penanganan Covid-19.

Namun, bagi WNA yang masuk ke Indonesia pada 1 Januari masih diperbolehkan masuk sejak pukul 24.00 sampai 06.00 WIB karena berkaitan dengan operasional penerbangan yang dinamis.

Siladan menyebutkan, masih ada beberapa WNA yang masuk ke Indonesia melalui Terminal 3 (kedatangan pesawat internasional) dini hari tadi.

Baca juga: Hari Ini, WNA Diminta Kembali ke Luar Indonesia Jika Mendarat Lewat Pukul 06.00 WIB

Setelah pukul 06.00 WIB, kata Siladan, tak ada satu pun WNA yang dapat memasuk ke Indonesia melalui Terminal 3.

"Kebetulan WNA sudah tidak boleh masuk. Jadi sekarang sepi juga di Terminal 3," ujar Siladan.

Sementara untuk penerbangan dalam negeri, dari atau ke Bandara Soekarno-Hatta, juga sepi oleh penumpang pesawat.

"Kira-kira hari ini total ada sekitar 3.000 (penumpang pesawat), sedikit kan. Semua perjalanan lancar," kata Siladan.

Menurut dia, belakangan ini sudah jarang ada WNA atau WNI yang menolak untuk dikarantina setibanya mereka dari luar negeri.

"Ada 1 atau 2 orang yang bandel (menolak dikarantina) awalnya. Tapi mereka akhirnya mau-mau saja dikarantina. Rata-rata yang masuk ke sini sudah paham kebijakannya," pungkasnya.

Datang dari luar negeri wajib karantina

Seperti yang diketahui, Surat Edaran (SE) Satgas Covid-19 No 4 Tahun 2020 mengatur tentang tes ulang RT-PCR bagi pelaku perjalanan dan diwajibkan menjalani karantina selama lima hari bagi WNI di tempat akomodasi karantina khusus yang telah disediakan oleh pemerintah.

Sedangkan, karantina bagi WNA di tempat akomodasi karantina dengan biaya mandiri (hotel) yang telah mendapatkan sertifikasi penyelenggaraan akomodasi karantina COVID-19 oleh Kementerian Kesehatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com