Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asosiasi: 40 Persen Pedagang Daging Sapi di Jadetabek Gulung Tikar karena Harga Naik

Kompas.com - 19/01/2021, 17:36 WIB
Walda Marison,
Nursita Sari

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Sekretaris Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) DKI Jakarta TB Mufti Bangkit Sanjaya mengatakan, 40 persen pedagang daging di Jakarta, Depok, Tangerang, Bekasi (Jadetabek) telah bangkrut.

Mereka tutup usaha dalam kurun waktu empat bulan terakhir karena tak bisa menjual daging sapi dengan harga yang tinggi.

"Kami sudah rugi, pedagang-pedagang dari empat bulan lalu sudah gulung tikar, hampir 40 persen pedagang di Jadetabek," kata Mufti saat dikonfirmasi, Selasa (19/1/2021).

Sejak beberapa bulan lalu, harga daging sudah melejit.

Baca juga: Harga Daging Sapi Melonjak, Pedagang di Jadetabek Mogok Jualan 3 Hari

Bahkan, harga daging sapi yang semula Rp 94.000 per kilogram melambung hingga Rp 105.000 per kilogram.

Karena situasi ini, Mufti sudah mengirim surat ke Kementerian Pertahanan, Kementerian Perdagangan, dan Kantor Sekretariat Negara dengan maksud meminta solusi pemerintah.

Namun, Mufti tak mendapatkan respons apa pun.

"Tapi tak ada respons dari pihak terkait. Maka dari itu, tanggal 17 Januari kemarin kami rapat dan menghasilkan kesepakatan bahwa kami mogok berjualan daging, baik itu di pasar maupun di RPH," kata dia.

Dugaan penyebab tingginya harga daging sapi

Menurut Mufti, akar masalah melonjaknya harga daging sapi disebabkan oleh kebijakan pemerintah Australia selaku pihak yang mengekspor daging ke Indonesia.

Pemerintah Australia dinilai menjual sapi dalam jumlah sedikit dan harga yang mahal.

Dengan terbatasnya jumlah sapi impor, harga dagingnya pun menjadi mahal.

"Australia yang market terbesarnya sejak 30 tahun mereka semena-mena menjual dengan harga sapi tertinggi. Sapi yang dikasih Australia ke Indonesia sedikit sekali, tak cukup dengan permintaan pemerintah," kata Mufti.

Baca juga: Mogok Jualan, Pedagang di Pasar Anyar dan Pasar Lama Tangerang Berharap Harga Daging Sapi Turun

"Pemerintah kita tidak bisa menekan dan mengintervensi pemerintah Aussie. Yang mana kita dihadapkan pada pandemi, kedua dihadapkan pada nilai tukar rupiah yang lemah," tambah Mufti.

Dengan aksi mogok ini, Mufti berharap pemerintah bisa mencari solusi agar para pedagang bisa menjual daging sapi dengan harga yang terjangkau.

"Kami tuntut solusi konkret untuk para pedagang dan pihak RPH agar sapi stoknya kembali melimpah, harganya kembali terjangkau, bukan sebaliknya, malah naik," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com