"Pekan lalu itu saya urgen ada audit pagi. Sampe stasiun jam 07.00 kurang, itu mayan antre. Baru bisa masuk sampai naik ke kereta jam 07.30 kayaknya," ungkapnya.
Baca juga: Viral Foto Pria Telanjang di Jalan Prapanca, Polisi Cari Pelaku
Maulidia mengaku rela terlambat bekerja agar selamat dari paparan virus selama di perjalanan. Hal tersebut menurut dia menjadi salah satu cara untuk menekan penyebaran Covid-19.
"Kalau pas pulang dari Manggarai enggak terlalu ramai. Jadi bisa lebih cepat lah," pungkasnya.
Pengguna KRL lain, yakni Ane (24) jauh lebih beruntung. Dia hanya menggunakan KRL ketika pulang bekerja karena mendapatkan fasilitas penjemputan pada pagi hari.
"Naik KRL itu pas pulang kerja saja. Kalau pagi naik bus, jemputan gitu," kata Ane, Senin.
Pegawai di bilangan Jakarta Selatan yang menggunakan KRL dari Stasiun Sudirman menuju Lenteng Agung itu mengaku tak terlalu khawatir dengan potensi penularan Covid-19.
Alasannya, dia sudah menerapkan protokol kesehatan dan terdapat pengawasan ketat di area stasiun serta gerbong kereta terhadap para penumpang.
"Rasanya jujur nih ya, biasa aja dan enggak terlalu khawatir. Paling cuma tetap pakai masker, jaga jarak, dan bawa pakai hand sanitizer," kata Ane.
Namun, Ane mengaku tetap tak ingin mengambil risiko untuk berada di antara kerumunan, termasuk ketika di area stasiun maupun di dalam gerbong kereta.
Jika penumpang di dalam kereta cukup padat, maka dia memilih untuk tidak menaikinya dan menunggu kedatangan armada lain.
"Kalau KRL-nya ramai, pilih enggak naik dan nunggu kereta selanjutnya," ungkapnya.
Ane berpandangan, kepadatan di area stasiun dan KRL pada jam-jam sibuk sepulang kerja pada saat PPKM tak jauh berbeda dengan masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi.
Mobilitas masyarakat yang menggunakan KRL masih cukup tinggi meski kebijakan bekerja dari rumah sudah diperketat oleh pemerintah.
Terlebih lagi, kata Ane, kondisi di area stasiun dan penumpang di gerbong kereta pada sore hingga malam, tak jauh berbeda dengan pagi hari.
"Kalau masuk stasiun memang enggak antre, tapi nunggu kereta sepinya yang lama banget. PSBB Transisi dan saat PPKM menurut saya sama aja, enggak ada pengaruhnya," kata Ane.