Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siasat Pekerja Hindari KRL Padat, Rela Terlambat hingga Pulang Lebih Malam agar Selamat

Kompas.com - 01/02/2021, 16:37 WIB
Tria Sutrisna,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

"Pekan lalu itu saya urgen ada audit pagi. Sampe stasiun jam 07.00 kurang, itu mayan antre. Baru bisa masuk sampai naik ke kereta jam 07.30 kayaknya," ungkapnya.

Baca juga: Viral Foto Pria Telanjang di Jalan Prapanca, Polisi Cari Pelaku

Maulidia mengaku rela terlambat bekerja agar selamat dari paparan virus selama di perjalanan. Hal tersebut menurut dia menjadi salah satu cara untuk menekan penyebaran Covid-19.

"Kalau pas pulang dari Manggarai enggak terlalu ramai. Jadi bisa lebih cepat lah," pungkasnya.

Mundurkan jam pulang

Pengguna KRL lain, yakni Ane (24) jauh lebih beruntung. Dia hanya menggunakan KRL ketika pulang bekerja karena mendapatkan fasilitas penjemputan pada pagi hari.

"Naik KRL itu pas pulang kerja saja. Kalau pagi naik bus, jemputan gitu," kata Ane, Senin.

Pegawai di bilangan Jakarta Selatan yang menggunakan KRL dari Stasiun Sudirman menuju Lenteng Agung itu mengaku tak terlalu khawatir dengan potensi penularan Covid-19.

Alasannya, dia sudah menerapkan protokol kesehatan dan terdapat pengawasan ketat di area stasiun serta gerbong kereta terhadap para penumpang.

"Rasanya jujur nih ya, biasa aja dan enggak terlalu khawatir. Paling cuma tetap pakai masker, jaga jarak, dan bawa pakai hand sanitizer," kata Ane.

Namun, Ane mengaku tetap tak ingin mengambil risiko untuk berada di antara kerumunan, termasuk ketika di area stasiun maupun di dalam gerbong kereta.

Jika penumpang di dalam kereta cukup padat, maka dia memilih untuk tidak menaikinya dan menunggu kedatangan armada lain.

"Kalau KRL-nya ramai, pilih enggak naik dan nunggu kereta selanjutnya," ungkapnya.

Ane berpandangan, kepadatan di area stasiun dan KRL pada jam-jam sibuk sepulang kerja pada saat PPKM tak jauh berbeda dengan masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi.

Mobilitas masyarakat yang menggunakan KRL masih cukup tinggi meski kebijakan bekerja dari rumah sudah diperketat oleh pemerintah.

Terlebih lagi, kata Ane, kondisi di area stasiun dan penumpang di gerbong kereta pada sore hingga malam, tak jauh berbeda dengan pagi hari.

"Kalau masuk stasiun memang enggak antre, tapi nunggu kereta sepinya yang lama banget. PSBB Transisi dan saat PPKM menurut saya sama aja, enggak ada pengaruhnya," kata Ane.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Megapolitan
Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com