Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Gerindra dan Anies Dikabarkan Pecah Kongsi...

Kompas.com - 03/02/2021, 08:30 WIB
Ihsanuddin,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hubungan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Partai Gerindra dikabarkan mengalami keretakan.

Isu pecah kongsi itu mulai muncul setelah adanya suara sumbang dari salah satu kader Partai Gerindra, Ali Lubis.

Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Gerindra Jakarta Timur itu tiba-tiba saja menyerang Anies.

Melalui tulisan dan video, Ali Lubis mengatakan bahwa Anies sudah menyerah menangani Covid-19.

Hal itu disampaikan Ali merespons sikap Pemprov DKI Jakarta yang meminta pemerintah pusat menangani koordinasi fasilitas kesehatan di Jabodetabek mengingat layanan kesehatan di Jakarta terbebani oleh pasisen dari luar Jakarta.

"Ini menimbulkan pertanyaan besar, apakah Anies menyerah lawan Covid-19? Jika seperti itu, maka sebaiknya mundur saja dari jabatan gubernur," kata Ali Lubis dalam keterangan tertulisnya, Senin (25/1/2021).

Baca juga: Saat Anies Diminta Mundur oleh Kader Partai Pengusungnya

Pernyataan Lubis itu langsung menimbulkan kehebohan. Sebab, Gerindra adalah partai pengusung Anies.

Isu keretakan Gerindra dan Anies makin menguat setelah Gerindra menyatakan mendukung pilkada serentak 2024 digelar berbarengan dengan pemilihan presiden.

Sikap Gerindra ini dianggap akan menjegal elektabilitas dan popularitas Anies yang masa jabatannya akan habis pada 2022.

Jika harus vakum selama dua tahun, Anies dianggap kesulitan mendapat panggung untuk modal maju di Pilkada DKI atau pun di Pilpres.

Dinilai retak sejak lama

Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno menyebutkan, tanda-tanda keretakan Anies dan Gerindra bahkan sudah terlihat sejak jauh hari.

"Memang sudah kelihatan pecah kongsi Anies dan Gerindra DKI," kata Adi kepada Kompas.com, Selasa (2/2/2021).

Adi menilai, tanda-tanda Anies dan Gerindra pecah kongsi sudah mulai terlihat dari alotnya pemilihan wakil gubernur DKI Jakarta untuk menggantikan Sandiaga Uno yang mengundurkan diri.

Anies bersama dua partai pengusungnya, yakni Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), membutuhkan waktu lebih dari satu tahun untuk memilih wagub yang akhirnya terpilih Ahmad Riza Patria.

Baca juga: Sinyal Pecah Kongsi Anies-Gerindra

Adi pun memprediksi Gerindra memang sudah mempersiapkan Riza Patria sebagai calon gubernur dalam pilkada DKI selanjutnya.

"Kan sudah kelihatan sejak awal, Gerindra ini sudah memilih untuk tidak semesra dulu dengan Anies dan sudah punya calon lain, yaitu Pak Riza Patria," kata Adi.

Adi pun menilai parpol yang saat ini masih loyal dan akan mendukung Anies hanyalah PKS.

Namun, masalahnya, PKS tak memiliki cukup kursi untuk bisa mengusung Anies sendirian.

PKS saat ini hanya mengantongi 16 kursi, sedangkan syarat untuk mengusung paslon di Pilgub DKI adalah 21 kursi.

"Ya di sinilah nasib Anies sedang dipertaruhkan, apakah dia nantinya dapat dukungan parpol lain, dia maju independen, atau tidak maju sama sekali, karena yang bisa dibaca mendukung Anies kan hanya PKS," kata Adi.

"Partai yang lain tidak (mendukung Anies), justru menarik diri, apalagi partai pemerintah kan," sambungnya.

Baca juga: Jika Pecah Kongsi dengan Gerindra, Anies Diprediksi Sulit Maju Lagi di Pilkada DKI

Anies bertemu Prabowo

Wakil Gubernur DKI Jakarta yang juga menjabat sebagai Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, membantah isu pecah kongsi antara partainya dan Anies.

Menurut Riza, hubungan antara Anies dan Partai Gerindra tidak mengalami masalah.

Bahkan, Anies disebut baru saja bertemu Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

"Kemarin Pak Anies ketemu dengan Pak Prabowo, ngobrol hampir dua jam, sama saya hari-hari. Jadi tidak ada masalah komunikasi, selalu berhubungan, komunikasi terus," ujar Riza dalam program Aiman di Kompas TV, Senin (1/2/2021) malam.

Baca juga: Bantah Pecah Kongsi, Riza Patria Sebut Prabowo Sudah Bertemu Anies

Riza menegaskan, Partai Gerindra berkomitmen untuk tetap mengawal Anies hingga akhir masa jabatannya pada 2022.

"Kami mengusung dan mengawal kepemimpinan Anies-Sandi dan diteruskan oleh Anies-Riza sampai 2022," kata Riza.

Riza juga angkat bicara mengenai pernyataan Ali Lubis.

Menurut Riza, pernyataan Ali Lubis adalah bentuk kesalahpahaman.

Langkah yang diambil Pemprov DKI adalah bentuk koordinasi dengan pemerintah pusat, bukan menyerahkan kewenangan penanganan Covid-19.

"Bukan kami melepas. Yang dilakukan oleh Ali Lubis sudah kami tegur, bahwa yang bersangkutan salah memahami, padahal yang dimaksud mengoordinasikan atau mensinergikan, seperti yang di PPKM, itu namanya mengoordinasikan," kata Riza.

Baca juga: Riza Patria: Gerindra Usung dan Kawal Kepemimpinan Anies sampai 2022

Pilkada 2024 bukan untuk jegal Anies

Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Fadli Zon menegaskan, langkah partainya mendukung pilkada serentak 2024 bukan bertujuan untuk menjegal Anies Baswedan.

Fadli menegaskan bahwa keputusan Gerindra mendukung pilkada serentak di 2024 adalah demi kepentingan yang lebih besar, yakni menjaga konsistensi UU Pemilu agar tidak terus berubah setiap lima tahun.

Oleh karena itu, Fadli meminta sikap Gerindra itu tidak dikaitkan secara sempit dengan kontestasi pilkada di suatu daerah, termasuk di DKI Jakarta.

"Saya kira enggak bisa dilihat kasus per kasus gitu. Kalau kasus per kasus kan semua kena. Banyak gubernur, bupati, wali kota dari semua parpol (yang habis masa jabatannya pada 2022)," kata Fadli Zon kepada Kompas.com, kemarin.

Baca juga: Dukung Pilkada Serentak 2024, Gerindra Tegaskan Bukan untuk Jegal Anies

Fadli pun sekaligus membantah hubungan Gerindra dan Anies mengalami keretakan.

Ia turut mengonfirmasi bahwa Anies baru saja bertemu Prabowo Subianto.

Menurut dia, pertemuan itu terjadi pada pekan lalu. Namun, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini enggan membeberkan hal yang dibahas keduanya.

"Ya silaturahmi saja karena memang hubungan keduanya baik-baik saja," kata Fadli.

Terkait sikap Ketua DPC Gerindra Jakarta Timur Ali Lubis yang meminta Anies mundur, Fadli juga melihat hal itu sebagai sesuatu yang wajar.

Baca juga: Soal Kabar Pecah Hubungan dengan Anies, Gerindra: Itu Hoaks

Ia menegaskan, perbedaan pendapat kerap terjadi antara individu di suatu organisasi.

Namun, ia memastikan sikap Ali Lubis itu tak mewakili Gerindra.

"Saya lihat kinerja Pak Anies sebagai Gubernur sangat bagus, sesuai yang diharapkan dan sesuai janji-janjinya," kata Fadli.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com