Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Kerabat Meninggal karena Covid-19, Pengusaha Meubel Ini Beralih Produksi Ribuan Peti Mati

Kompas.com - 05/02/2021, 14:05 WIB
Muhammad Naufal,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

Lie mengatakan, saat itu pihak Covid Center tidak memiliki anggaran yang cukup untuk memborong peti mari dari pabrik milik Lie.

"Tapi enggak apa-apa. Saya terima. Karena saya suka mengatakan, don't ask what your country give for you. But, ask yourself what you can do for your country," ungkap Lie.

Setelah itu, Lie mulai membeli mesin sendiri untuk peti mati yang ia produksi. Karena, ia juga harus tetap memproduksi furnitur di pabriknya.

Selain itu, ia juga merekrut puluhan pegawai baru.

Baca juga: Korban Kecelakaan Meninggal Usai Ditolak Tiga RS Swasta di Tangerang

Hari pertama produksi peti, Lie mengaku bahwa pabriknya hanya memproduksi 10 peti dengan ukuran 186 x 80 sentimeter.

Seiring berjalannya waktu, ia memproduksi peti hingga mencapai 100-150 buah setiap hari.

"Ini peti mati didistribusikan ke Dinas Kesehatan. Kalau yang ke pemerintah, itu warga petinya putih. Lalu kami juga distribusikan ke kota Bogor, Bandung, Timika, Ambon, dan lainnya. Ke berbagai rumah sakit juga," ucapnya.

Terkait harga, Lie berujar bahwa tiap peti yang ia distribusikan ke Covid Center dipatok harga Rp 850.000.

Baca juga: Pemkot Bogor Terapkan Sistem Ganjil Genap Mobil dan Motor Akhir Pekan Mulai Sabtu Ini

"Baru dari sana ke masyarakatnya gratis ya. Selain itu juga kami ada yang lebih mahal. Tergantung requirement-nya juga. Ya tergantung request juga," papar Lie.

Kendati demikian, Lie juga kerap kali memberikan peti itu secara gratis ke beberapa instansi atau perorangan yang memang tidak memiliki anggaran.

Seperti, salah satu gereja di Bekasi yang hendak memakamkan seorang pemulung.

"Hari ini kami kirim ke sana satu peti gratis," kata Lie.

Dalam kesempatan ini, Lie mengaku bahwa awal mula pembuatan peti itu sama sekali tidak direncanakan. Akan tetapi, murni karena Lie yang sempat kehilangan dua kerabatnya.

"Diminta tolong juga oleh Covid Center. Kalau pun pandemi ini selesai, kami akan tetap melayani berbagai rumah duka dan RS. Tetap membantu kebutuhan orang," tandas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com