Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Belajar Saham, Perempuan Ini Jadi Korban Pembobolan Rekening

Kompas.com - 14/02/2021, 14:13 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Modus investasi saham berujung pembobolan rekening menimpa seorang perempuan warga Jakarta Barat berinisial R (39).

Awalnya R berniat belajar investasi tetapi kehilangan uang hingga mencapai Rp 12.450.000.

“Awalnya saya kan ingin belajar saham karena pemula saya harus belajar betul sebelum terjun langsung ke saham. Ada beberapa sumber yang saya dapat dari orang yang bermain saham dan referensi lainnya dari buku,” ujar R saat dikonfirmasi, Minggu (14/2/2021) siang.

R kemudian mengikuti sejumlah akun pembelajaran investasi saham di media sosial Tiktok dan Instagram.

R kemudian melihat akun Tiktok influencer yang sering membuat konten edukasi investasi saham.

“Saya memang tertarik mengikuti kelas pemulanya lalu di bio tersebut saya tertarik masuk linknya di Telegram. Setelah masuk ke telegram beliau, saya tidak langsung mengikutinya. Saya menunda karena beberapa kesibukan,” ujar R.

Kemudian, R ikut ke dalam akun grup Telegram dengan nama Ternak Uang Official. Akun tersebut mengatasnamakan influencer tersebut.

Ia percaya karena menggunakan foto dan logo yang sama. Rupanya, penipu memakai nama dan foto profil influencer tersebut.

R kemudian ikut grup Telegram Ternak Uang Official. Kecurigaan mulai muncul karena R tak bisa mengirimkan pesan di grup Ternak Uang.

“Kejadiannya tanggal 9 Februari 2021 sekitar pukul 10.04 WIB lalu saya mencari link Telegram yang Ternak Uang. Di situ ada keterangan Join investasi kontrak 1 hari Investasi min Rp 1.000.000,- profil 50 persen, besok cair,” tambah R.

R kemudian bingung karena menemukan penawaran investasi bukan kelas untuk belajar saham.

Korban kemudian menuju salah satu link dan meng-klik username yang mengatasnamakan influencer itu.

“Saya berpikir mungkin mengajak berinvestasi. Lalu saya chat lah di situ,” tambah R.

R lalu mendapatkan sejumlah keterangan yang mesti diisi seperti nama, bank, nomor rekening, nomor handphone, email, jumlah investasi, dan alamat.

R kemudian mengirimkan biodata lengkap dan uang sebanyak Rp 5 juta ke rekening Bank BRI Syariah dengan nomor 1041683127 atas nama Sri Endang Kurniawati.

Kemudian akun itu meminta R untuk memverifikasi rekening. R kemudian juga diminta untuk mengisi sejumlah keterangan seperti nomor kartu ATM dan pin ATM.

“Tanpa saya sadar saya isi semua,” tambah R.

Penipu kemudian meminta R untuk mentransfer sejumlah uang lewat bank lain dengan dalih BCA sedang error. Pelaku sempat mengatakan untuk tidak mempersulit proses transaksi.

R kemudian sadar dan mengecek internet banking miliknya. Uang R ternyata dikuras dan tinggal Rp 53.000.

“Lalu saya bilang ke dia, 'Tolong balikin uang saya', lalu dia jawab 'maksudnya diambil gimana?' Dia juga seolah mempermainkan saya dengan kata-kata ‘Hallo kak. Untung uang kaka aman ya’,” kata R.

Setelah tersadar, R memblokir rekeningnya di kantor BCA terdekat. Ia juga melaporkan peristiwa ke Bank BRI Syariah di daerah Jalan Lapangan Bola Jakarta Barat.

“Setelah melapor saat saya mencari tahu nomor rekening tersebut berada di daerah Singkawang Kalimantan Barat. Lalu dari BRI saya menuju ke Polres Jakarta Barat di daerah Slipi,” tambah R.

Kini kasus pembobolan ATM bermodus investasi tersebut ditangani oleh Polres Metro Jakarta Barat.

Ia berharap kasusnya menjadi bahan pelajaran untuk masyarakat.

“Kalau bisa ketangkep jaringan-jaringan penipu kayak gini. Kalau bisa ada hukuman untuk pelaku penipuan online seperti ini. Karena pasti jaringan mereka pun banyak. Semoga tim cyber bisa membantu mengatasi hal-hal tersebut dengan baik,” kata R.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com