Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imam Budi Mengaku Belum Dikabari soal Pelantikan Walkot-Wawalkot Depok

Kompas.com - 15/02/2021, 16:04 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Jadwal pelantikan wali kota dan wakil wali kota terpilih Kota Depok 2021-2026 masih tanda tanya sampai saat ini.

Wali Kota Depok Mohammad Idris dan wakilnya saat ini Pradi Supriatna dilantik pada 17 Februari 2016, dan masa jabatan itu akan berakhir lusa, Rabu (17/2/2021).

Dalam Pilkada Depok 2020, Idris kembali terpilih sebagai wali kota dengan wakil berbeda, yakni mantan legislator Imam Budi Hartono.

Imam mengatakan, hingga sekarang dirinya belum memperoleh kepastian mengenai pelantikan dirinya dan Idris untuk masa jabatan 2021-2026.

Baca juga: Dua Perempuan Dibacok Begal Saat Menguburkan Kucing di Depok

"Sampai hari ini, saya sebagai wakil (wali kota) terpilih, belum mendapatkan informasi terhadap rencana pelantikan, apakah di Bandung atau virtual, tidak ada informasi sama sekali," kata Imam melalui keterangan suara kepada wartawan, Senin (15/2/2021).

Ia menyampaikan, dirinya sudah siap mengikuti pelantikan. Pakaian dan kelengkapan atribut juga sudah tersedia.

Imam menegaskan, ia hanya menanti informasi dari Kementerian Dalam Negeri mengenai pelantikan itu.

"Doakan saja yang terbaik, mudah-mudahan, untuk pelantikan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Depok, agar tidak terjadi kekosongan pemerintahan yang berkepanjangan sehingga akan menghambat terjadinya proses pembangunan di Kota Depok," ujar  kader PKS itu.

Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri, Akmal Malik, irit bicara ketika ditanya soal jadwal pelantikan wali kota dan wakil wali kota terpilih Kota Depok 2021-2026.

"Maaf, tunggu saja. Lagi sibuk mengurusi SK," ujar Akmal saat dihubungi Kompas.com melalui WhatsApp, Senin petang.

Idris dan Imam telah ditetapkan sebagai wali kota dan wakil wali kota terpilih Pilkada Depok 2020 pada 21 Januari lalu dalam rapat pleno yang dihelat KPU Kota Depok.

Pasangan nomor urut 2 di Pilkada Depok 2020 itu diusung PKS, Demokrat, serta PPP dengan 17 kursi, dan berhasil meraup 415.657 atau 55,54 persen suara dari total 748.346 suara pada 4.015 TPS se-Kota Depok.

Sementara itu, lawan mereka pasangan nomor urut 1, Pradi Supriatna-Afifah Alia yang diusung 33 kursi dari Gerindra, PDI-P, PKB, PAN, Golkar, dan PSI, mengoleksi 332.689 atau sekitar 44,46 persen suara.

Meski demikian, perolehan suara Idris-Imam kalah banyak ketimbang golongan putih (golput) atau orang yang tidak memakai hak pilihnya.

Baca juga: Depok Catat 256 Kasus Baru Covid-19, 3 Pasien Wafat

Berdasarkan perhitungan KPU Kota Depok, ada 462.720 pemilih yang tidak datang ke TPS. Jumlah itu belum memasukkan 29.391 suara tidak sah saat pemungutan suara.

Kemenangan di Pilkada Depok 2020 membawa PKS memasuki periode keempatnya sukses menempatkan usungan di kursi wali kota.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Megapolitan
Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Megapolitan
Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Megapolitan
DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Maju Mundurnya Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI Jakarta...

Maju Mundurnya Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI Jakarta...

Megapolitan
Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Megapolitan
DJ East Blake Ambil Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih Diam-diam karena Sakit Hati Diputuskan

DJ East Blake Ambil Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih Diam-diam karena Sakit Hati Diputuskan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Megapolitan
Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Megapolitan
Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Gerebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Wilayah Sentul Bogor

Polisi Gerebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Wilayah Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com