Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wagub DKI Akui Ada Masalah Terkait Pendataan Penerima Vaksin Covid-19

Kompas.com - 15/02/2021, 22:33 WIB
Sonya Teresa Debora,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengaku masih ada permasalahan terkait pendataan penerima vaksin Covid-19 di Jakarta.

"Di data kami harus perbaiki. Ini memang permasalahan kami," kata Riza dalam tayangan program bertajuk Aiman di Kompas TV, Senin (15/2/2021).

"Tidak mudah memang memperbaiki data seperti membalikan tangan, butuh kejujuran kita," ujar dia.

Untuk itu, Riza mengatakan akan mengecek kembali, mendata, serta meregistrasi seluruh penerima vaksin Covid-19.

Baca juga: Kasus Helena Lim, Wagub DKI Sebut Petugas Puskesmas Lakukan Vaksinasi sesuai Prosedur

"Semua yang datang (menerima vaksin Covid-19) harus tervalidasi dan terinformasikan melalui layanan digital, itu kan konsep awal," ujar dia.

Dia mengimbau warga untuk bersabar sebab prioritas penerima vaksin Covid-19 kini adalah tenaga kesehatan.

"Kami ajak masyarakat Jakarta untuk jujur, beri kesempatan pada tenaga kesehatan karena mereka yang paling berisiko. Yang lain, selagi menunggu giliran laksanakan 3M dan protokol kesehatan," lanjutnya.

Ia menyatakan akan meningkatkan sistem digital dan pegawasan petugas demi mencegah kekeliruan dalam vaksinasi Covid-19.

Hal tersebut disampaikan Riza sehubungan dengan kasus vaksinasi Covid-19 yang diterima influencer yang juga dikenal sebagai crazy rich Jakarta, Helena Lim.

"Kejadian Helena jadi pelajaran kita semua, masyarakat jangan egois, beri kesempatan pada tenaga kesehatan. Pada saatnya, kita akan dapat," tandasnya.

Baca juga: Wagub DKI Minta Warga Tak Khawatir Tidak Dapat Vaksin Covid-19

Helena Lim menerima vaksin Covid-19 di Puskesmas Kebon Jeruk, pada 8 Februari lalu

Pengalaman vaksinasi tersebut ia rekam dan publikasilan melalui akun instagramnya @helenalim988.

Helena merekam kegiatannya sejak mengantre, menunggu giliran disuntik, hingga akhirnya menerima vaksin Covid-19 tersebut.

Hal ini segera mendapat perhatian warganet.

Pasalnya, Helena diduga bukan merupakan tenaga kesehatan yang menjadi prioritas pertama penerima vaksin Covid-19 saat ini.

Riza menyebutkan bahwa patut diduga adanya pelanggaran hukum pada kasus vaksinasi Covid-19 terhadap Helena.

Baca juga: Naskah Lengkap Dua Perpres Vaksinasi Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com