"Ide Bung Karno ini baik sekali, akan tetapi sulit dilaksanakan, karena selain masih dalam masa penjajahan, juga kemampuan umat Islam sendiri tidak memungkinkan."
Ide pembangunan masjid agung kemudian kembali tertunda, pertemuan berakhir hanya di sebuah kertas catatan, tanpa ada rencana pembangunan masjid agung yang diinginkan umat Islam Jakarta.
Berselang setahun dari perbincangan tokoh-tokoh Islam dengan Soekarno, kemerdekaan Republik Indonesia resmi diproklamasikan. Angan-angan berdirinya masjid agung di tengah kota Jakarta kembali dimunculkan.
Ide membangun masjid agung tersebut kembali dibicarakan lima tahun setelah kemerdekaan, tepatnya di tahun 1950.
Ide kembali diangkat oleh Menteri Agama saat itu KH Wahid Hasyim yang saat ini dikenal sebagai ayah dari Presiden Keempat RI Abdurrahman Wahid.
Bersama 300 tokoh Islam lainnya di Gedung Pertemuan Umum Deca Park, ide pembangunan masjid Istiqlal tersebut menemui titik terang.
Pertemuan yang dipimpin Taufiqurahman tersebut kemudian memilih nama Masjid Agung dengan nama Masjid Istiqlal yang berarti Masjid Kemerdekaan.
Pertemuan tersebut sekaligus membentuk sebuah yayasan yang diberi nama Yayasan Masjid Istiqlal untuk mewujudkan Masjid Agung Istiqlal menjadi nyata.
"Maka ide tersebut direstui dan dibantu sepenuhnya oleh Bung Karno, Presiden RI yang pertama. Maka Yayasan Masjid Istiqlal disahkan berdirinya di depan notaris Elisa Pondaag pada tanggal 7 Desember 1954," tulis Solichin.
Tema ketuhanan di balik terpilihnya Friedrich Silaban sebagai arsitek Masjid Istiqlal
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.