Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/02/2021, 18:04 WIB

Pada zaman kolonial, rezim Hindia Belanda mulai membangun rel kereta api yang diikuti dengan pembangunan rumah serta mengganggu jalur air.

Baca juga: Banjir di Bumi Nasio Bekasi Surut, Warga Mulai Bersih-bersih Rumah

Banjir besar di Bekasi akhirnya terjadi beberapa kali dalam kurun 1920-1945, sebelum kembali terjadi pada 1961 hingga menyebabkan epidemi malaria di Rawalumbu.

Di rezim Orde Baru Soeharto, pembangunan terjadi besar-besaran di Jawa, terutama Jakarta.

Hal itu lantas menular ke Bekasi sebagai tetangga Ibu Kota, pada dekade 1980-1990.

Eksesnya, ekspansi penduduk dari Ibu Kota ke Kota Bekasi tak terelakkan.

"Ada kerja sama pembangunan Jabodetabek untuk mengurangi beban Jakarta, sehingga dibangunlah perumahan, seperti Perumnas 1, 2 ,3," ujar Ali.

Para taipan properti juga sudah ambil ancang-ancang. Dekade 1980-an, menyongsong migrasi yang bakal terjadi, rawa-rawa yang mayoritas berada di tepi Kali Bekasi ramai-ramai disulap jadi kawasan perumahan.

Bahkan, di antara perumahan itu bercokol nama-nama kompleks semielite, sebut saja Pondok Gede Permai, Kemang IFI Graha, Pondok Mitra Lestari, sampai Kemang Pratama.

Baca juga: Banjir di Bumi Nasio Indah Bekasi: 100 KK Bertahan di Rumah, Pasien Covid-19 Dijemput Petugas

Selain menjual eksotisme sungai yang titik nolnya berada di wilayah Jatiasih dan berbatasan dengan Kabupaten Bogor, banyak lokasi perumahan dipilih karena berdampingan dengan Jalan Tol Jakarta-Cikampek yang diresmikan pada 1988.

Tanah rawa di pinggir Kali Bekasi mayoritas tak bertuan sehingga dikuasai negara. Para pengusaha properti dan pemerintah tak perlu keluar duit banyak, baik buat pembebasan lahan maupun pemindahan warga.

Riset yang dikerjakan Trihono Kadri dkk dari Universitas Trisakti dan dipublikasikan pada 2008 memperlihatkan perubahan fungsi lahan di DAS Kali Bekasi itu dalam rupa peta, dari semula hijau menjadi dominan kelabu.

Kurun 1998-2008, luas lahan untuk permukiman bertambah dari 1.715,2 hektar pada 1998 menjadi 7.142,9 pada 2003 dan 9.232,8 hektar pada 2008. Tren ini dibarengi dengan merosotnya area lahan basah.

Pada 2007, alih fungsi lahan bantaran Kali Bekasi telah mencapai 31 persen, berdasarkan riset Poniman dkk dari Universitas Islam 45.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Polisi Sebut Transaksi Narkoba Sering Terjadi Saat Tawuran Pecah, Sosiolog: Jaringan Mereka Sudah Rapi dan Solid

Polisi Sebut Transaksi Narkoba Sering Terjadi Saat Tawuran Pecah, Sosiolog: Jaringan Mereka Sudah Rapi dan Solid

Megapolitan
KRL Bogor-Manggarai Berhenti 30 Menit, KCI: Ada Pergantian Jalur

KRL Bogor-Manggarai Berhenti 30 Menit, KCI: Ada Pergantian Jalur

Megapolitan
Lawan Terlalu Banyak, 6 Remaja di Makasar Jaktim Kabur dan Tidak Jadi Tawuran

Lawan Terlalu Banyak, 6 Remaja di Makasar Jaktim Kabur dan Tidak Jadi Tawuran

Megapolitan
Pembongkaran Ruko di Pluit Belum Selesai, Bahu Jalan dan Saluran Air Belum Berfungsi

Pembongkaran Ruko di Pluit Belum Selesai, Bahu Jalan dan Saluran Air Belum Berfungsi

Megapolitan
Dishub DKI Berlakukan Rekayasa Lalin Saat Formula E di Ancol Pekan Ini

Dishub DKI Berlakukan Rekayasa Lalin Saat Formula E di Ancol Pekan Ini

Megapolitan
Polda Metro Tangkap 4 Penipu Jastip Tiket Konser Coldplay di Sulawesi Selatan

Polda Metro Tangkap 4 Penipu Jastip Tiket Konser Coldplay di Sulawesi Selatan

Megapolitan
Hasil Tak Khianati Usaha, Jualan Lekker Sejak Lulus SD, Kini Suwarto Punya Aset di Kampung

Hasil Tak Khianati Usaha, Jualan Lekker Sejak Lulus SD, Kini Suwarto Punya Aset di Kampung

Megapolitan
Ada Penyesuaian Pola Perjalanan KRL Jabodetabek, Simak Rinciannya

Ada Penyesuaian Pola Perjalanan KRL Jabodetabek, Simak Rinciannya

Megapolitan
Viral Video Pemuda Kendarai Motor Masuk Tol di Jakarta Utara, Polisi Cek CCTV

Viral Video Pemuda Kendarai Motor Masuk Tol di Jakarta Utara, Polisi Cek CCTV

Megapolitan
Akibat Main Korek Api, Anak Berkebutuhan Khusus Tewas dalam Kebakaran di Cakung

Akibat Main Korek Api, Anak Berkebutuhan Khusus Tewas dalam Kebakaran di Cakung

Megapolitan
Sebut Kota Depok Masih Bobrok, PSI: yang Dibutuhkan Bukan Pemimpin Berpengalaman, tapi Bisa Diajak Ngomong

Sebut Kota Depok Masih Bobrok, PSI: yang Dibutuhkan Bukan Pemimpin Berpengalaman, tapi Bisa Diajak Ngomong

Megapolitan
Jakpro: Formula E Mendatang Digelar 8 Juni 2024

Jakpro: Formula E Mendatang Digelar 8 Juni 2024

Megapolitan
H-1 Balap Formula E Jakarta 2023, 40.000 Tiket Ludes Terjual

H-1 Balap Formula E Jakarta 2023, 40.000 Tiket Ludes Terjual

Megapolitan
Tumpukan Sampah Belum Sepenuhnya Diangkut, Spanduk Protes Masih Mejeng di TPS Pasar Kemiri Muka

Tumpukan Sampah Belum Sepenuhnya Diangkut, Spanduk Protes Masih Mejeng di TPS Pasar Kemiri Muka

Megapolitan
Perkumpulan Kesenian Sobokartti 'Banting Harga' demi Lestarikan Budaya Jawa

Perkumpulan Kesenian Sobokartti "Banting Harga" demi Lestarikan Budaya Jawa

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com