"Ada kerja sama pembangunan Jabodetabek untuk mengurangi beban Jakarta, sehingga dibangunlah perumahan, seperti Perumnas 1, 2 ,3," ujar Ali.
Para taipan properti juga sudah ambil ancang-ancang. Dekade 1980-an, menyongsong migrasi yang bakal terjadi, rawa-rawa yang mayoritas berada di tepi Kali Bekasi ramai-ramai disulap jadi kawasan perumahan.
Bahkan, di antara perumahan itu bercokol nama-nama kompleks semielite, sebut saja Pondok Gede Permai, Kemang IFI Graha, Pondok Mitra Lestari, sampai Kemang Pratama.
Baca juga: Banjir di Bumi Nasio Indah Bekasi: 100 KK Bertahan di Rumah, Pasien Covid-19 Dijemput Petugas
Selain menjual eksotisme sungai yang titik nolnya berada di wilayah Jatiasih dan berbatasan dengan Kabupaten Bogor, banyak lokasi perumahan dipilih karena berdampingan dengan Jalan Tol Jakarta-Cikampek yang diresmikan pada 1988.
Tanah rawa di pinggir Kali Bekasi mayoritas tak bertuan sehingga dikuasai negara. Para pengusaha properti dan pemerintah tak perlu keluar duit banyak, baik buat pembebasan lahan maupun pemindahan warga.
Riset yang dikerjakan Trihono Kadri dkk dari Universitas Trisakti dan dipublikasikan pada 2008 memperlihatkan perubahan fungsi lahan di DAS Kali Bekasi itu dalam rupa peta, dari semula hijau menjadi dominan kelabu.
Kurun 1998-2008, luas lahan untuk permukiman bertambah dari 1.715,2 hektar pada 1998 menjadi 7.142,9 pada 2003 dan 9.232,8 hektar pada 2008. Tren ini dibarengi dengan merosotnya area lahan basah.
Pada 2007, alih fungsi lahan bantaran Kali Bekasi telah mencapai 31 persen, berdasarkan riset Poniman dkk dari Universitas Islam 45.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.