Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Polder yang Jadi Andalan Yusmada untuk Mengatasi Banjir Jakarta

Kompas.com - 25/02/2021, 08:03 WIB
Ivany Atina Arbi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan baru saja melantik Yusmada Faizal sebagai Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) pasca banjir besar yang melanda Ibu Kota akhir pekan lalu.

Pejabat yang sudah malang-melintang di deretan kursi pejabat DKI ini diharapkan dapat membawa perubahan signifikan dalam penanganan banjir Jakarta.

"Kita sama-sama menghadapi musim hujan. Khusus kepada Kepala Dinas SDA yang telah ada pengalaman, jika sudah mendapatkan amanat, untuk segera mengorganisir kekuatan kita dalam menanggulangi musim penghujan. Segera pastikan pengelolaan kita di sana berjalan dengan sebaik-baiknya," kata Anies dalam keterangan tertulis, Selasa (23/2/2021).

Usai dilantik pada Selasa, Yusmada berjanji akan berusaha semaksimal mungkin mengontrol air di DKI Jakarta, termasuk yang datang dari hulu.

Upaya yang pertama kali disebut oleh Yusmada adalah merevitalisasi polder air yang sudah ada dan membangun polder yang baru.

Baca juga: Sepak Terjang Yusmada yang Baru Ditunjuk Jadi Kadis SDA dan Dipuji Ahok Semasa Jabatannya

Diketahui, Jakarta memiliki beberapa polder yang dibangun Belanda pada masa kolonial. Sayangnya polder tersebut tidak begitu terawat.

Selain itu, akan dilakukan pula pembangunan waduk dan pengingkatan kapasitas sungai melalui normalisasi maupun naturalisasi.

Mengenal polder

Yusmada mengatakan setidaknya 10 polder baru akan dibangun ke depannya sebagai upaya mengatasi banjir.

Polder sendiri adalah suatu sistem untuk menangani banjir rob yang terdiri dari kombinasi tanggul, kolam retensi, dan pompa.

Air yang datang dari lautan ditampung untuk kemudian disalurkan kembali ke lautan sehingga banjir tidak terjadi di daratan.

Baca juga: Yusmada Faizal, Kinerjanya Dulu Disanjung Ahok, Kini Dipilih Anies sebagai Kadis SDA

Sistem polder pengendali banjir perkotaanIvany Atina Arbi Sistem polder pengendali banjir perkotaan

Sistem ini marak digunakan di kota-kota di Belanda yang posisinya lebih rendah daripada laut.

Pakar hidrologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Bambang Triatmodjo menganggap sistem polder dapat menjadi senjata pamungkas dalam menangani banjir Jakarta.

Menurut dia, sistem polder mampu mengamankan perumahan-perumahan di Teluk Jakarta dari banjir rob.

"Polder, saya kira, satu-satunya jalan untuk solusi banjir di Jakarta," ujarnya dalam sebuah konferensi pers di UGM, 25 Februari 2020 lalu, seperti dilansir Antaranews.com.

Ia menambahkan, langkah antisipasi banjir ini juga perlu diimbangi dengan pembersihan sistem drainase dan peningkatan kapasitas sungai agar aliran air dari hulu lancar.

Baca juga: Manuver Anies Atasi Banjir: Ganti Kadis Sumber Daya Air

Sepak terjang Yusmada sebelumnya

Sebelum menduduki jabatan barunya sebagai kepala Dinas SDA, Yusmada mengemban tugas sebagai Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Setda DKI Jakarta.

Sebelumnya lagi, di masa kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, Yusmada memimpin Dinas Bina Marga. Ia mendapat pujian dari Ahok karena mampu menjalankan tugas dengan baik.

"Saya rasa ini (Kepala Dinas Bina Marga) yang paling baik, dari beberapa yang sudah disisir. Pak Yusmada mengerti apa yang saya mau. Kami sering berkoordinasi dan terbukti dia bisa menerapkannya," ujar Ahok, November 2015 lalu.

Saat menjabat sebagai Kadis Bina Marga itu, Yusmada memimpin pembangunan beberapa proyek strategis, seperti Simpang Susun Semanggi dan jalan layang khusus Transjakarta Tendean-Cileduk di Jakarta Selatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com