Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kurangi Sampah yang Dikirim ke TPST Bantargebang, Jaksel Harus Punya Sejumlah Pengolah Sampah Organik

Kompas.com - 01/03/2021, 05:55 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pusat-pusat pengolahan sampah organik dinilai diperlukan di wilayah Jakarta Selatan.

Sampah organik bisa dikelola untuk pakan ternak dan mengurangi pengiriman sampah ke Tempat Pembuangan Sampah (TPST) Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat.

"Harapan kami memang nanti ke depan Jakarta Selatan harus punya pusat-pusat pengurangan sampah. Salah satu yang baik adalah yang organik,” kata Pelaksana Tugas Wali Kota Administrasi Jakarta Selatan Isnawa Adji dalam siaran pers, Minggu (28/2/2021) malam.

Menurut Isnawa, sisa sayur, buah-buahan, dan lainnya bisa diolah menjadi pupuk cair daripada dibuang.

Baca juga: Disorot Leonardo DiCaprio, Ini 7 Fakta TPST Bantargebang yang Kian Kritis

Olahan sampah organik juga bisa dijadikan pakan ternak.

“Ini sangat bagus karena kandungan protein sangat tinggi," ucap Isnawa.

Isnawa mencontohkan, Pusat Recycle Center di Kecamatan Pesanggrahan bisa mengolah sekitar 500 ton sampah organik.

Ia berharap tempat tersebut dapat menjadi pusat optimalisasi sampah se-Kecamatan Pesanggrahan, sehingga ke depan tidak semua sampah dibuang ke Bantargebang.

"Jadi nanti pak camat dan para lurah punya hitung-hitungan berapa pengurangan sampah yang bisa kami lakukan, khususnya sampah organik. Jadi tidak semua harus dibuang ke Bantar Gebang, tapi bisa habis diolah di Pesanggrahan,” tambah Isnawa.

Baca juga: INFOGRAFIK: 5 Fakta Menarik tentang TPST Bantargebang

Selanjutnya, pupuk cair hasil olahan sampah organik bisa dibagikan ke RW-RW di Kecamatan Pesanggrahan.

Pupuk cair tersebut bisa digunakan untuk penghijauan untuk taman-taman.

Adapun Pusat Recycle Centre di Pesanggrahan menggunakan teknologi pengolahan sampah secara organik menggunakan larva.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com