Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudah 13.000 Orang Terima Vaksin Covid-19 Tahap Dua di Kota Tangerang

Kompas.com - 02/03/2021, 10:43 WIB
Muhammad Naufal,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Vaksinasi Covid-19 tahap dua di Kota Tangerang, Banten sudah berlangsung sejak Kamis (25/2/2021) pekan lalu. Target penerima vaksin tahap dua adalah para petugas pelayan publik seperti guru, aparat TNI, Polri, pegawai BUMN, aparatur sipil negara (ASN), dan pedagang pasar.

Sebanyak 13.000 orang dari 26.300 pelayan publik di Kota Tangerang sudah menerima vaksin sejak Kamis hingga hari Minggu lalu.

"Data laporan sampai kemarin, dari 26.000 (calon penerima vaksin), baru 13.000 (penerima) yang kami lakukan (penyuntikan) selama tiga hari kemarin," kata Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah kepada awak media, Senin siang kemarin.

Baca juga: Disuntik Vaksin Covid-19, Pedagang Pasar di Kota Tangerang: Terima Kasih, Pak Jokowi

Menurut Arief, pelaksanaan vaksinasi kemarin dilakukan untuk pedagang di tiga titik di wilayah Kota Tangerang, yaitu di Mal TangCity, Pasar Malabar, dan Pasar Anyar.

"Penerima vaksin di TangCity ini ada (pedagang dari) Pasar Babakan, Pasar Modernland, (mal) Metropolis, dan (mal) TangCity," ujar dia.

Ada 700 pedagang Pasar Anyar, Pasar Gerendeng, Pasar Poris Indah, dan Pasar Ramadhani, yang telah menerima vaksin di Pasar Anyar. Di Pasar Malabar juga adalah 700 pedagang yang menerima vaksin. Mereka berasal dari Pasar Malabar, Pasar Bandeng, Pasar Laris, Pasar Jatake, Pasar Cibodas, dan Pasar Grand Duta.

"Hari ini, totalnya ada 3.000 vaksin yang kami distribusikan di tiga titik itu," ujar Arief.

Tak ada sanksi untuk penolak vaksinasi

Direktur Pasar Jaya Kota Tangerang, Titin Mulyati mengatakan, bila ada pedagang yang menolak disuntik vaksin, petugas akan mengedukasi mereka. Titin mengemukakan tidak ada sanksi untuk mereka yang menolak vaksinasi.

"Sanksi dia dapat sanksi sendiri ya, karena kekebalan tubuhnya kurang. Kalau menurut saya harus jadi saya tak henti-hentinya menyosialisasikannya," tambah dia.

Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang, Televisianingsih, mengemukakan hal serupa. Dia bilang, jika ada pedagang yang menolak, orang itu akan diedukasi terkait dengan kandungan dan manfaat vaksin Covid-19.

"Kami harus edukasi. Ini kan ada banyak petugas. Ada Satpol PP, pihak kecamatan, kelurahan, dan lain-lain. Mereka harus mengedukasi pedagang," kata Televisianingsih.

Menurut dia, orang yang menolak vaksinasi akan mendapatkan sanksi moral. Pedagang yang menolak penyuntikan vaksin berpotensi menjadi penular virus corona SARS-CoV-2.

"Sanksinya, ya, sanki moral bahwa dia berpotensi untuk menularkan virus," ungkap dia.

Televianingsih juga mengatakan, pihaknya belum menentukan apakah para pedagang yang menolak vaksinasi akan dilarang untuk berjualan atau tidak.

"Masih belum ada ketentuan itu sampai hari ini," ucapnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com