Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Puluhan Guru di Tangsel Gagal Disuntik Vaksin Covid-19...

Kompas.com - 03/03/2021, 09:13 WIB
Tria Sutrisna,
Nursita Sari

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Vaksinasi Covid-19 untuk guru di wilayah Tangerang Selatan akhirnya dimulai, Selasa (2/3/2021).

Terdapat sekitar 16.664 dosis vaksin CoronaVac yang disiapkan untuk penyuntikan guru selama beberapa hari ke depan.

Wakil Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie menjelaskan, vaksinasi Covid-19 akan dilakukan secara bertahap selama 10 hari ke depan di dua lokasi berbeda.

Pihaknya membagi lokasi penyuntikan para guru untuk mencegah kerumunan yang berpotensi terjadi penularan Covid-19.

"Kalau guru itu vaksinnya dilaksanakan di SMPN 11 Kota Tangerang Selatan dan SMPN 4 Kota Tangerang Selatan, untuk memecah kerumunan,” ujar Benyamin dalam keterangannya.

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 Tahap Kedua Dosis Pertama di Tangsel Ditargetkan Rampung dalam 10 Hari

Pada hari pertama vaksinasi Covid-19 di SMPN 11 Tangerang Selatan, terdapat kurang lebih 700 guru yang menjadi peserta.

Namun, tak semuanya bisa langsung menjalani vaksinasi Covid-19.

Puluhan di antaranya ada yang gagal karena tidak lolos skrining saat menjalani pemeriksaan kesehatan.

Gagal disuntik vaksin karena penyakit

Guru SDN Pisangan 02 Ciputat Timur Marsani menjadi salah satu peserta yang gagal disuntik vaksin karena mempunyai penyakit penyerta.

Marsani mengaku memang memiliki riwayat hipertensi.

Kondisi tersebut menjadi pertimbangan petugas untuk tidak memperbolehkannya menjalani vaksinasi Covid-19.

"(Tensi) saya hampir 200, makanya tadi dibilang jangan divaksin dulu," kata Marsani.

Kondisi serupa dialami Mulyawati, guru SDN Pisangan 03 Ciputat Timur. Dia belum bisa menjalani vaksinasi Covid-19 lantaran memiliki sejumlah penyakit penyerta.

"Karena saya dari 2012 riyawat gula, terus kolesterol tinggi, asam urat juga," kata Mulyawati.

Baca juga: Puluhan Guru di Tangsel Batal Divaksin Covid-19, Disdik: Rata-rata Hipertensi

Keduanya pun diminta terlebih dahulu memeriksakan diri ke rumah sakit dan kembali mendatangi lokasi vaksinasi pada pekan depan.

Mereka baru bisa menjalani vaksinasi Covid-19 jika kondisinya dianggap baik dan mendapatkan izin dari dokter yang memeriksa kesehatannya.

"Jadi saya dibilang oleh petugasnya, harusnya saya ke dokter lagi katanya. Kontrol ke dokter, nanti kalau diperbolehkan vaksin, baru kembali lagi," kata Mulyawati.

Rata-rata gagal karena hipertensi

Kasubag Umum Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tangerang Selatan Siti Maimanah menjelaskan, terdapat sekitar 30 guru batal divaksinasi Covid-19 pada hari pertama.

Rata-rata mereka tidak memenuhi syarat kesehatan karena hipertensi.

"Yang gagal vaksin sekitar 30-an laporannya. Kebanyakan yang belum itu rata-rata hipertensi," ujar Siti saat diwawancarai, Selasa.

Baca juga: Kekecewaan Guru di Tangsel Gagal Divaksin Covid-19...

Selain hipertensi, kata Siti, terdapat pula guru yang sedang hamil, memiliki sakit jantung, dan berstatus sebagai penyintas Covid-19.

"Terus ada juga yang hamil, kemudian penyakit bawaan. Ada juga yang pernah terpapar Covid-19, penyintas," ungkapnya.

Menurut Siti, guru yang belum bisa menjalani vaksinasi Covid-19 langsung didata dan akan dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan.

Berharap bisa divaksin

Meski kecewa karena gagal mengikuti vaksinasi Covid-19 tahap kedua, para guru tersebut berharap tetap bisa divaksin.

Seperti Marsani dan Mulyawati yang sejak awal sudah menyadari kecil kemungkinan bisa disuntik vaksin karena memiliki penyakit penyerta.

Namun, keduanya berharap tetap bisa disuntik vaksin yang menjadi salah satu upaya menekan penularan Covid-19.

Sehingga, rencana pembukaan kembali kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka diharapkan bisa segera direalisasikan.

"Insya Allah saya mau divaksin karena kan saya walaupun tahu kemungkinan besar enggak bisa, saya tetap coba datang dulu," kata Marsani.

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 untuk Lansia di Tangsel Diperkirakan Mulai Akhir Maret

"Saya tanya gimana sih caranya menurunkannya supaya bisa divaksin, kata petugasnya diusahakan, harus ke dokter saya lagi. Memang saya sudah lama enggak kontrol," sambung Mulyawati.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim merencanakan sekolah tatap muka dimulai kembali setelah proses vaksinasi Covid-19.

Proses vaksinasi untuk tenaga kependidikan diperkirakan akan selesai pada akhir Juni 2021 dan diharapkan bisa melakukan proses belajar tatap muka di sekolah.

"Kami ingin memastikan kalau guru dan tenaga kependidikan sudah selesai vaksinasi di akhir Juni. Sehingga, di Juli (2021) insya Allah sudah melakukan proses belajar tatap muka di sekolah," kata Nadiem, Rabu (24/2/2021).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Megapolitan
Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Megapolitan
Terlibat Tawuran, Dua Pelajar Dibacok di Jalan Raya Ancol Baru

Terlibat Tawuran, Dua Pelajar Dibacok di Jalan Raya Ancol Baru

Megapolitan
Potret Kemiskinan di Dekat Istana, Warga Tanah Tinggi Tidur Bergantian karena Sempitnya Hunian

Potret Kemiskinan di Dekat Istana, Warga Tanah Tinggi Tidur Bergantian karena Sempitnya Hunian

Megapolitan
Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Megapolitan
Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Megapolitan
Penampilan Tiktoker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Penampilan Tiktoker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Megapolitan
4 Pebisnis Judi 'Online' Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

4 Pebisnis Judi "Online" Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

Megapolitan
Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Megapolitan
Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Megapolitan
Masih Banyak Penganggur di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Masih Banyak Penganggur di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Megapolitan
Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com