Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wali Kota Depok Ungkap Terbatasnya Suplai Vaksin Covid-19 dari Jawa Barat

Kompas.com - 25/03/2021, 14:01 WIB
Vitorio Mantalean,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Wali Kota Depok, Mohammad Idris, menyoroti terbatasnya suplai vaksin Covid-19 ke wilayahnya saat ini.

Hal ini membuat vaksinasi Covid-19 belum bisa dilakukan dengan kecepatan maksimal sesuai dengan ketersediaan sumber daya dan sarana-prasarana yang ada di Depok.

"Waktu tahap pertama, vaksinasi Kota Depok itu pengiriman vaksinnya lancar, tepat waktu, dan tepat sasaran, bahkan dosis pertama lebih dari 100 persen. Tapi pas dosis kedua memang ada beberapa masalah sehingga hanya baru 87 persen dari tahap pertama," jelas Idris kepada wartawan, Kamis (25/3/2021).

Baca juga: Lansia di Depok Bisa Ikuti Vaksinasi Covid-19 di RSUI hingga 26 Maret

"Tahap kedua ada masalah. Pengirimannya masih bertahap, belum semua dikirim, Padahal target kita di tahap 1 dan 2, 242.000 sekian warga Depok sudah divaksinasi," ia menambahkan.

Sebagai upaya percepatan vaksinasi Covid-19 tahap 2 bagi lansia dan pelayan publik, RS Universitas Indonesia (UI) kini ditunjuk sebagai sentra vaksinasi untuk lansia di seluruh kecamatan di Depok serta para dosen UI dan Politeknik Negeri Jakarta.

Sentra vaksinasi ini hasil kolaborasi dengan Kementerian Kesehatan serta XL Axiata dan Indonesia Bangkit.

"Makanya kita minta akselerasi percepatan pengiriman vaksinnya. Alhamdulillah kemarin dikirim dari 30.000, kita minta 15.000, sudah terkirim tapi ke RS UI. Kalau yang dikirim ke faskes kita, itu yang sisa kemarin kita habiskan," kata Idris.

Baca juga: Sebaran Pasien Covid-19 per Kecamatan di Depok, Sukmajaya Masih Terbanyak

Idris melanjutkan, kendala suplai vaksin Covid-19 terjadi karena terbatasnya jumlah vaksin di Pemprov Jawa Barat.

"Kementerian Kesehatan di Jakarta, tapi Depok di Jawa Barat, jadi (vaksin Covid-19) mampir dulu di Bandung. Nah, Bandung tidak hanya memikirkan Depok, karena dia punya Bandung, dia punya Karawang, Bekasi, Cirebon, dan 27 kabupaten/kota, jadi baginya sedikit-sedikit," ungkapnya

"Nah, di Depok ini belum 100 persen diberikan vaksinnya untuk tahap kedua, paling baru 5-6 persen, belum sampai 10 persen," ujar Idris.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com