Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tes GeNose Mulai Diberlakukan di Terminal Tanjung Priok, Simak Tarif, Syarat, hingga Masa Berlakunya

Kompas.com - 01/04/2021, 12:19 WIB
Ira Gita Natalia Sembiring,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tes GeNose C19 di Terminal Tanjung Priok, Jakarta Utara, diberlakukan mulai hari ini, Kamis (1/4/2021).

Kasudin Perhubungan Jakarta Utara Harlem Simanjuntak menjelaskan, hal itu dilakukan untuk memastikan para penumpang dan awak bus yang hendak bepergian dalam kondisi sehat.

"Jadi pemasangan alat GeNose ini dilakukan di beberapa terminal. Kami di Jakarta Utara kebagian di Terminal Tanjung Priok," kata Harlem saat ditemui di Terminal Tanjung Priok, Kamis.

Baca juga: Bandara Soekarno-Hatta Belum Akan Gunakan GeNose C19 untuk Deteksi Covid-19

"Ini dilakukan untuk antisipasi bagaimana seluruh kru angkutan dan penumpang dipastikan mereka semua dalam kondisi sehat," sambungnya.

Setiap penumpang dan awak bus wajib melakukan tes GeNose apabila tidak memiliki surat keterangan bebas Covid-19 hasil rapid test.

Menurut Harlem, tes GeNose ini menjadi alternatif yang baik bagi masyarakat, khususnya para penumpang.

Baca juga: Awak Bus di Terminal Tanjung Priok Wajib Rapid Test Antigen, Penumpang Rapid Test Antibodi

Sebab, tarifnya relatif murah, yakni Rp 30.000. Hasilnya pun cepat.

"Kalau di sini hanya tiga menit paling lama hasilnya. Bisa ditunggu dan tidak mengganggu perjalanan," ucap Harlem.

Sementara itu, masa berlaku hasil tes Genose adalah dua hari.

Baca juga: Pengecekan Kesehatan Awak Bus di Terminal Tanjung Priok Diperketat

Harlem menegaskan, hanya penumpang dan awak bus yang boleh menjalani tes GeNose di Terminal Tanjung Priok.

Mereka yang ingin melakukan tes GeNose wajib menyertakan tiket bus atau identitas diri bagi awak bus.

Mereka yang nantinya dinyatakan terindikasi terpapar Covid-19 akan langsung menjalani tes lanjutan di RSD Wisma Atlet Kemayoran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com