Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengaku Kecolongan, Polisi Masih Dalami Cara Zakiah Berhasil Tembus Penjagaan Ketat Mabes Polri

Kompas.com - 01/04/2021, 21:34 WIB
Theresia Ruth Simanjuntak

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Aksi penembakan di Mabes Polri yang berujung tewasnya pelaku bernama Zakiah Aini (25) pada Rabu (31/3/2021) sore meninggalkan banyak pekerjaan rumah bagi pihak kepolisian.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Rusdi Hartono mengaku pihaknya 'kecolongan' dan kini masih mendalami bagaimana Zakiah bisa menembus penjagaan ketat Mabes Polri.

Baca juga: Kesaksian Ketua RT hingga Tetangga Soal Zakiah Aini: Sosok Tertutup yang Senang di Kamar dan Gonta-ganti Nomor Ponsel

Rusdi menjelaskan, pihaknya masih butuh waktu untuk mengungkap hal itu mengingat pelaku telah meninggal dunia.

"Masih kami dalami (bagaimana cara membawa senjata). Karena ZA meninggal dunia," kata Rusdi di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (1/4/2021).

Dugaan awal Rusdi, pelaku menyembunyikan sepucuk senjata api itu di tubuhnya.

"Dimungkinkan dia masukkan di bagian tubuhnya, entah pinggang atau di mana. Itu kenyataan memang lolos dari penjagaan," sambungnya.

Baca juga: Sebelum Berangkat dan Serang Mabes Polri, Zakiah Aini Pamit ke Orangtuanya

Untuk mengungkap persoalan ini, Rusdi memastikan pihaknya memeriksa petugas polisi yang berjaga di pos pengamanan Mabes Polri.

"Pasti diperiksa, untuk lebih memperjelas bagaimana ZA bisa masuk dan melaksanakan aksinya di Mabes Polri," ucap Rusdi.

Selain mencari modus, polisi juga bakal mengaudit sistem keamanan di Mabes Polri guna mencari kekurangan atau kelemahan dari pengamanan saat ini.

Audit sistem keamanan itu juga akan dilakukan di markas-markas polisi di berbagai wilayah.

"Kami lakukan audit masalah pengamanan. Kami lihat dari hasil audit, apabila ditemukan kekurangan kelemahan ini akan kami perbaiki," jelas Rusdi.

Baca juga: Profil Zakiah Aini, Pelaku Penyerangan Mabes Polri yang Dukung ISIS

Misteri lolosnya pelaku dari penjagaan ketat

Bagaimana Zakiah bisa lolos penjagaan ketat Mabes Polri memang menjadi tanda tanya di publik.

Pasalnya, Mabes Polri sehari-hari dijaga sangat ketat dan berlapis oleh petugas pengamanan.

Jurnalis Kompas TV Ferdiansyah Palupi menjelaskan, bahkan awak media diperiksa sangat ketat sebelum diizinkan masuk area Mabes Polri.

Dipaparkan Ferdiansyah, orang-orang yang mau masuk Mabes Polri harus diperiksa identitasnya.

"Petugas meminta identitas pejalan kaki di pintu awal (pemeriksaan pertama)," kata Ferdiansyah, Rabu.

Baca juga: Sosok Zakiah Aini Penyerang Mabes Polri, Simpatisan ISIS, Mahasiswi DO yang Tertutup

Lalu, barang-barang yang dibawa juga harus dimasukkan ke dalam mesin pemeriksaan x-ray untuk memastikan pejalan kaki itu tidak membawa barang berbahaya.

Selain itu, mereka yang hendak masuk ke Mabes Polri juga harus diperiksa dengan metal detector.

Sebelumnya diberitakan, aksi penembakan di Mabes Polri terjadi sekitar pukul 16.30 WIB.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan, Zakiah masuk ke area Mabes Polri melalui pintu belakang.

Pelaku kemudian berjalan ke arah pos penjagaan gerbang utama.

"Yang bersangkutan kemudian menanyakan di mana keberadaan kantor pos," ujar Listyo, Rabu malam.

Zakiah kemudian meninggalkan pos itu setelah diberitahu arah menuju kantor pos.

Akan tetapi, ia kembali ke pos penjagaan yang sama dan menyerang polisi di sana.

Zakiah, lanjut Listyo, menembak sebanyak enam kali sebelum dilumpuhkan oleh petugas.

"Yang bersangkutan menembak sebanyak enam kali. Dua kali ke anggota di dalam pos, dua yang ada di luar, kemudian menembak lagi ke anggota yang ada di belakangnya," ucap Sigit.

Timah panas polisi menembus jantung Zakiah sehingga pelaku tewas di tempat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com