Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dibangun Menyerupai Jakarta Kuno, Belanda Punya Kawasan Bernama Batavia

Kompas.com - 29/04/2021, 11:34 WIB
Ivany Atina Arbi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berencana mengubah nama Kota Tua menjadi Batavia, nama yang disematkan pemerintah Hindia Belanda pada kawasan tersebut berabad-abad silam.

Anies beralasan, nama Kota Tua sudah marak digunakan di berbagai daerah di Indonesia. Sehingga, nama Batavia akan membedakan Kota Tua Jakarta dengan kota-kota tua lainnya.

"Kita minta nanti pertimbangan para ahli untuk mengganti nama seluruh kawasan ini, dari Sunda Kelapa ke Kota Tua, sehingga kita punya satu karakter tersendiri," ujar Anies, Rabu (28/4/2021).

Baca juga: Anies Berencana Ubah Nama Kota Tua Jakarta jadi Batavia

Asal-usul nama Batavia

Jakarta sudah berganti nama setidaknya 4 kali. Dahulu, di bawah kekuasaan Kerajaan Galuh-Pakuan di abad ke-12, kota ini dijuluki Sunda Kelapa.

Nama itu berganti menjadi Jayakarta usai Raden Fatahillah mengusir Portugis dari wilayah tersebut pada 22 Juni 1527.

Portugis pertama kali menapakkan kaki di Sunda Kelapa pada 1511, seperti dilansir Kontan.co.id.

Satu abad berselang, tepatnya pada 1619, Belanda mulai menginvasi Jayakarta.

Dewan 17 dari perusahaan dagang Belanda, Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC), kemudian sepakat mengganti nama kota tersebut menjadi Batavia untuk menghormati leluhur bangsa Belanda, Batavi.

Baca juga: BUMN dan BUMD DKI Bentuk Usaha Patungan Kelola Kawasan Kota Tua-Sunda Kelapa

Batavi merupakan etnis Jermanik yang bermukim di tepi Sungai Rhein, salah satu sungai terpanjang di Eropa, dan dianggap sebagai nenek moyang bangsa Belanda dan Jerman.

Nama Batavia digunakan selama lebih dari tiga abad, yakni dari tahun 1621 hingga 1942. Sejak itu, nama Batavia berubah menjadi Djakarta seiring invasi Pemerintah Jepang.

Batavia hadir di Belanda

Belanda tampaknya ingin mengenang Batavia sebagai pusat perdagangan dan pemerintahan terbesar di wilayah koloninya.

Untuk itu, pada tahun 2001, pemerintah Belanda meresmikan kawasan Batavia Stad di Kota Lelystad, Flevoland, yang menjadi pusat perbelanjaan berbagai produk fashion.

Tersedia juga beberapa restoran yang sudah terkenal baik di negara kincir angin tersebut.

Pertokoan di wilayah ini dibuka setiap hari, sebagaimana tertulis dalam kampanyenya "365 Days of Fashion in Batavia Stad".

Baca juga: Revitalisasi Kota Tua, Erick Thohir Ingin Bangun Fasilitas yang Ramah untuk Turis Lokal

Dibangun menyerupai Jakarta kuno

Kawasan Batavia Stad di Belanda dibangun menyerupai suasana awal kota Batavia di Indonesia, yang berada di bawah kendali VOC.

Wilayah pertokoan dikelilingi dinding beton yang tinggi, menyerupai benteng pertahanan yang didirikan VOC di pelabuhan Batavia.

Di salah satu sudut Batavia Stad, berdiri sebuah replika senjata meriam yang sering dipamerkan di beberapa museum di Indonesia.

Pintu gerbang menuju area pertokoan itu juga berarsitektur model zaman kolonial di abad ke-17. Preferensi yang sama juga dapat dilihat dari desain toko-toko yang ada.

Sebagian besar toko terbuat dari kayu dan dicat dengan aneka warna menarik.

Baca juga: Revitalisasi Kota Tua, Anies Tidak Ingin Desainnya Copy Paste dari Tempat Lain

Di kawasan Batavia Stad, yang bersebelahan dengan Danau Ijsselmeer, terdapat juga pelabuhan kapal yang tidak terlalu besar bernama Batavia Haven.

Di sini bersandar sebuah kapal layar model kuno dengan tiang tinggi sebagaimana yang ada pada masa kolonial VOC.

Kapal tersebut merupakan replika dari kapal layar pada masa itu yang diberi nama Batavia dan diresmikan penggunaannya pada tahun 1995 oleh Ratu Belanda Beatrix.

Kapal Batavia digunakan VOC pada tahun 1628 untuk berlayar ke Pulau Jawa dengan membawa ratusan awak kapal dan penumpang yang akan bekerja di Indonesia.

Akan tetapi, kapal tersebut kandas di wilayah Australia Barat dan hanya penumpangnya yang bisa melanjutkan perjalanan ke kota pelabuhan Batavia di Pulau Jawa.

Kapal ini berlabuh tepat di belakang Batavia Stad Fashion Outlet dan bisa dilihat jelas dari lantai atas restoran La Place.

Selain kapal Batavia, ada pula beberapa kapal kecil yang sering berlalu-lalang di pelabuhan Batavia Haven.

(Editor: I Made Asdhiana)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com