JAKARTA, KOMPAS.com - Tanah Abang, sebagai pusat perdagangan tekstil terbesar di Asia Tenggara, memiliki daya tarik tersendiri bagi para jago alias preman.
Sejak pemerintah "angkat tangan" dalam mengurus pasar yang mulai tak terkendali dan semrawut tersebut, saat itu lah preman dari berbagai etnis dan wilayah masuk untuk bantu "menata" Tanah Abang.
Kelompok preman memperoleh banyak uang atas jasa keamanan, parkir, dan kebersihan dari para pedagang. Tak jarang para jago tersebut juga mengompas demi mendapatkan uang.
Baca juga: Sejarah Tanah Abang: Terkena Malapetaka Berkali-kali, tapi Tetap Berdiri Tegak
Salah satu preman paling tersohor di Tanah Abang adalah Hercules.
Pria yang memiliki nama asli Rozario Marshal ini kerap berurusan dengan pihak berwajib karena terlibat pemerasan hingga penyerangan terhadap petugas.
Catatan TribunManado.co.id, Hercules dan kelompoknya sudah malang melintang di kawasan Tanah Abang sejak 1980-an.
Pria berambut ikal ini sering kali lolos dari maut. Ia disegani banyak orang karena keberaniannya yang besar.
Dalam acara Kick Andy tahun 2007, Hercules mengaku pernah dibacok sebanyak 16 kali. Meski begitu, ia tetap selamat.
Baca juga: Ramainya Tanah Abang dan Pusat Perbelanjaan serta Kekhawatiran akan Lonjakan Kasus Covid-19
Separuh dari tangan kanan Hercules, yakni dari bagian siku ke bawah, menggunakan tangan palsu.
Bukan hanya tangannya yang palsu, satu dari dua bola matanya juga buatan manusia. Hercules pernah ditembak di bagian mata dan pelurunya pun tembus ke belakang kepala.
Karena rentetan kejadian tersebut Hercules dijuluki sebagai sosok preman yang tidak bisa mati.
Sebelum hidup di Jakarta, Hercules tinggal di Timor Timur. Di sana, ia banyak bekerja sebagai tenaga bantuan untuk operasi militer TNI.
Ia terbang ke Jakarta untuk menyembuhkan luka di tangan. Saat itu Hercules dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta Pusat.
Tangan yang terluka tersebut ternyata harus diamputasi.
Baca juga: Pasar Tanah Abang Akan Terus Dijaga Ketat Ratusan Aparat sampai H-1 Lebaran
Merasa tidak tahan dirawat di RSPAD, Hercules akhirnya kabur dan hidup menjadi gelandangan di Tanah Abang.
"Saya mau mandiri. Tiba di Tanah Abang, saya tinggal di kolong jembatan," kata Hercules dikutip dari buku Kick Andy Kumpulan Kisah Inspiratif.
Kehidupan preman pun dimulai. Hercules awalnya tidak disegani dan sering dilawan oleh preman lain. Karena hal itulah ia selalu membawa golok panjang.
"Daripada dibunuh, lebih baik saya bunuh duluan," kata Hercules.
"Bahkan waktu itu, setiap malam saya tidur dengan golok selalu siap di tangan. Kondisi waktu itu sangat rawan. Lengah sedikit, lawan akan menyerang," lanjutnya.
Baca juga: Mulai Hari Ini Perjalan KRL dari Stasiun Bogor ke Tanah Abang Alami Perubahan
Hercules yang pernah divonis 8 bulan penjara dalam kasus penyerobotan lahan mencoba untuk menata hidupnya sekeluar dari penjara.
Di antara bisnis yang ia jalani adalah bisnis perikanan di Muara Baru, Jakarta Utara.
Hercules kini telah berubah menjadi lebih baik dan makin disegani oleh banyak orang.
Ia bahkan sempat dipuji oleh seorang Purnawirawan perwira tinggi Polri, Irjen Pol Ike Edwin.
"Luar biasa ya Hercules, ternyata makin tua makin bermanfaat. Makin tua makin disayang orang, makin dilihat orang, makin dicari orang," ungkap Ike. (TribunManado.co.id/ Finneke Wolajan)
Artikel ini telah tayang di TribunManado.co.id dengan judul "Masih Ingat Hercules Preman Legendaris Tanah Abang? Masuk Keluar Penjara, Kini Sukses Jadi Pengusaha".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.