Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Hari Sebelum Larangan Mudik, 11.000 Orang Tinggalkan Jakarta dengan Kereta

Kompas.com - 03/05/2021, 18:29 WIB
Ihsanuddin,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 11.000 orang meninggalkan Jakarta dengan menggunakan kereta api pada hari ini, Senin (3/5/2021), atau tiga hari jelang berlakunya larangan mudik Lebaran.

Kepala Humas Kereta Api Indonesia Daerah Operasional I Jakarta Eva Chairunnisa mengatakan, sebanyak 7.000 orang berangkat dari Stasiun Pasar Senen, sementara 4.000 lainnya berangkat dari Stasiun Gambir.

Eva merinci, sebanyak 20 kereta api berangkat dari Stasiun Senen hari ini dengan ketersediaan tempat duduk sekitar 10.500.

Baca juga: Imbas Penutupan Stasiun Tanah Abang, Terjadi Lonjakan Penumpang di Stasiun Palmerah

"Dari jumlah ketersediaan tempat duduk tersebut, sekitar 7.000 di antaranya telah dipesan," kata Eva dalam keterangan tertulis, Senin (3/5/2021).

Sementara dari Stasiun Gambir terdapat 17 KA yang berangkat dengan ketersediaan tempat duduk sebanyak 5.600.

"Dan sekitar 4.000 diantaranya telah dipesan," ujar Eva.

Baca juga: Jam Operasional KRL Dibatasi, Warga Siasati Waktu Belanja di Tanah Abang agar Tetap Bisa Naik Kereta

Eva menambahkan, data volume penumpang tersebut merupakan data pemesanan tiket sementara yang bersifat dinamis.

Eva memastikan, pihaknya menerapkan protokol kesehatan Covid-19 yang ketat di setiap stasiun. Sebelum melakukan perjalanan, setiap orang harus melakukan pemeriksaan Covid-19, baik menggunakan tes swab PCR, antigen, maupun GeNose.

"Seluruh calon pengguna wajib memiliki surat keterangan pemeriksaan Covid 19 Hasil Negatif dengan masa berlaku 1x24 jam," ujarnya.

Adapun pemerintah akan mulai melarang mudik pada 6-17 Mei 2021 untuk mencegah penyebaran Covid-19. Masyarakat yang hendak melakukan perjalanan ke luar kota pada masa pelarangan mudik harus mengantongi Surat Izin Keluar Masuk (SIKM).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com