Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terlalu Mahal, Jadi Alasan Banyak Perusahaan di Kota Tangerang Batal Beli Vaksin Gotong Royong

Kompas.com - 19/05/2021, 11:11 WIB
Muhammad Naufal,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kota Tangerang Ismail menyatakan, banyak perusahaan di Kota Tangerang yang mundur sebagai pembeli vaksin Gotong Royong.

Vaksin Gotong Royong secara serentak disuntikkan kepada pegawai swasta di Indonesia mulai Selasa (18/5/2021).

Alasan perusahaan-perusahaan itu mundur, kata Ismail, lantaran harga vaksin terlalu mahal.

"Ada (perusahaan) yang ngeluh mahal. Banyak yang mundur juga," sebut Ismail melalui sambungan telepon, Rabu (19/5/2021).

Baca juga: Kadin DKI Jakarta: 22.000 Perusahaan Telah Daftar Ikut Vaksinasi Gotong Royong

Sebagai informasi, rincian harga vaksin Gotong Royong sebesar Rp 375.000 dengan biaya penyuntikan Rp 125.000.

"Karena (harga) vaksinnya lumayan kan, dua kali suntik, Rp 1.000.000 kan," tuturnya.

Di satu sisi, Ismail mengaku ada pula perusahaan-perusahaan yang mengeluh lantaran tidak mendapatkan jatah vaksin Gotong Royong.

Menurut dia, hal tersebut terjadi karena kuota vaksin yang terbatas.

"Ada yang sudah daftar, tapi enggak dapet. Ya karena vaksinnya terbatas kan. Makanya 18 perusahaan itu dulu," ujarnya.

Ismail menyebut setidaknya ada empat perusahaan di Kota Tangerang yang ikut serta dalam vaksin Gotong Royong.

Baca juga: Hari Ini, 4 Perusahaan di Kota Tangerang Laksanakan Vaksinasi Gotong Royong

Empat perusahaan itu di antaranya PT Mayora Grup, PT Gajah Tunggal, dan PT Yuasa Battery.

"Karyawan perusahaan-perusahaan itu disuntiknya di pabrik masing-masing," ucap Ismail.

"Kalau vaksinatornya, masing-masing (perusahaan) bekerjasama dengan rumah sakit atau puskesmas di Kota Tangerang," sambungnya.

Ismail berujar, proses vaksinasi tersebut dilakukan serentak oleh empat perusahaan itu sekitar pukul 08.30 WIB.

Ada sejumlah karyawan yang merasa efek samping seperti pusing setelah disuntik vaksin.

"Ya tapi kan hal itu wajar ya, pusing-pusing gitu. Namanya juga divaksin kan," sebut Ismail.

Dari tiap-tiap perusahaan, rencananya bakal ada 5.000 karyawan yang divaksin. Di antara ribuan karyawan itu, hari ini hanya 500 orang yang menerima vaksin.

"Hari ini 500, nanti 500 lagi. Dibagi-bagi sampai nanti totalnya 5.000 orang," ujarnya.

Baca juga: Vaksinasi Gotong Royong: Harga Vaksin, Tarif Penyuntikan, hingga Efikasi 78 Persen

Pemerintah pusat telah mengeluarkan program pelaksanaan vaksinasi gotong royong yang mulai diumumkan pada 11 Mei 2021.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, vaksin berbayar untuk pelaku usaha itu sudah distok satu juta dosis dengan jenis vaksin Sinopharm.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Rosan P Roeslani mengatakan, hingga saat ini 22.736 perusahaan telah mendaftar dalam program Vaksinasi Gotong Royong.

Sementara, lebih dari 10 juta karyawan terdaftar untuk mengikut vaksinasi.

Rosan berharap pelaksanaan vaksinasi dapat berjalan lancar. Menurutnya, vaksinasi Covid-19 menjadi salah satu faktor dominan yang memberikan dampak positif bagi ekonomi dan sektor kesehatan.

Ia mengatakan, Kadin, pelaku usaha dan pekerja akan mendukung program Vaksinasi Gotong Royong.

"Saya lihat akan lebih banyak lagi perusahaan mendaftar. Mereka sudah bilang tak hanya pegawai saja tetapi juga masyarakat di sekitar operasional mereka yang akan diberikan (vaksin) secara gratis," tambah Rosan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com