JAKARTA, KOMPAS.com - Varian baru virus corona, yakni varian Delta (B.1617.2) yang pertama kali ditemukan di India, sudah menyebar luas di wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Hingga Senin (28/6/2021) kemarin, setidaknya 48 transmisi lokal varian Delta ditemukan di Jakarta dan 11 lainnya di wilayah Bodetabek (Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi).
Tidak hanya kasus transmisi lokal, ada 20 kasus virus corona varian Delta yang teridentifikasi dari perjalanan orang keluar negeri atau kasus impor.
Baca juga: Virus Corona Varian Delta Mengganas, Ditemukan 46 Kasus Transmisi Lokal di Jakarta, 22 di Bodetabek
Selain itu, 25 kasus varian Delta lainnya masih dalam proses verifikasi, apakah merupakan kasus transmisi lokal atau kasus impor, ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia.
Sehingga, total orang yang terjangkit varian Delta di Jabodetabek hingga kini berjumlah 113 kasus dari 980 sampel yang diperiksa.
1. Gunakan masker ganda
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jakarta menyarankan warga untuk menggunakan masker ganda untuk "memerangi" varian baru yang diyakini lebih mudah menyebar ini.
"Virus varian delta sangat infeksius, sehingga para pakar menyimpulkan kalau masker satu lapis itu tembus, sehingga masker dua lapis. Dua lapis itu minimal satu maskernya 3 ply. Jadi total 6 ply," kata Ketua IDI Jakarta, Slamet Budiarto, Minggu (27/6/2021).
Penggunaan masker dobel itu, lanjut Slamet, bisa digabung masker medis dan masker kain, atau masker medis dan masker medis.
Baca juga: [POPULER JABODETABEK] Pengemudi Pajero Aniaya Sopir Truk di Jakarta Utara | 35 Jalan yang Ditutup
2. Pencegahan ABC
Jason Tetro, seorang ahli mikrobiologi dan pembawa acara “Super Awesome Science Show” mengatakan langkah terbaik guna mencegah varian baru adalah mengikuti upaya pencegahan ABC.
ABC yang ia maksud yakni:
Airway: Lindungi diri dengan menggunakan pelindung seperti masker
Buble (gelembung): memastikan berhubungan hanya dengan orang-orang yang dikenal dan dipercaya
Contact: Sebaiknya menggunakan aplikasi pelacakan kontak.
Berinteraksi dengan orang dalam gelembung memudahkan pelacakan, jika ada yang terinfeksi.
Baca juga: Tembus 57.295 Kasus Aktif Covid-19, Mengapa DKI Jakarta Tak Terapkan Lockdown?
3. Membatasi aktivitas belanja
Di tengah situasi pandemi, sebaiknya seseorang mempersingkat waktu yang ia habiskan untuk berbelanja.
“Setiap menit yang dihabiskan untuk berbelanja di dalam ruangan meningkatkan risiko Anda,” ujar Dr. Scott Braunstein, Direktur Medis dari Sollis Health Los Angeles.